> >

Sesuai Kebiasaan Presiden Jokowi, Beredar Kabar Perombakan Kabinet Dilakukan Rabu

Peristiwa | 20 April 2021, 06:33 WIB
Presiden Jokowi bertolak ke Pacitan untuk meresmikan Bendungan Tukul. (Sumber: Dok Setpres)


JAKARTA, KOMPAS.TV- Isu perombakan kabinet terus bergulir. Bahkan, sebagian pihak  menyebut akan dilakukan Rabu.  Sebab berdasarkan pengalaman sebelumnya, Presiden Jokowi lebih banyak melakukan perombakan kabinet di hari Rabu. 

Politukus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Lukman Hakim menyebutkan kemungkinan tersebut berdasarkan pengalaman selama ini. 

"Mungkin menurut pendekatan spiritual tertentu perlu mempertimbangkan nama hari, misalkan Rabu seperti yang menjadi kebiasaan Pak Jokowi selama ini," kata Luqman, Senin (19/4/2021)

Baca Juga: Jokowi Belum Juga Umumkan Reshuffle Kabinet, Ngabalin: Memang Butuh Waktu


Informasi yang beredar ada sekitar 5 sampai 6 nama menteri yang bakal terkena perombakan kabinet. 

Menurut pengamat politik dari Indo Barometer Mohammad Qodari, politik itu dinamis. "Politik itu dinamis maupun orangnya. Pasti ada perencanaan (reshuffle kabinet) tetapi jumlah pastinya dinamis," katanya.

Setidaknya ada lima nama dan satu kepala badan  yang disebut-sebut akan terkena perombakan, yaitu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Menristek Bambang Brodjonegoro, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki dan Kepala Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)  Bahlil Lahadalia.


Sementara itu, pengamat komunikasi politik  dari Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga menyebut, jika perombankan kabinet jadi dilaksanakan, maka sebaiknya posisi wakil menteri ditiadakan.  

"Kita tidak tahu yang dikerjakan para wakil menteri. Senyap, tanpa pemberitaan sama sekali.

Padahal rakyat berhak mengetahui apa yang dikerjakan para wakil menteri yang cukup banyak di kabinet Jokowi," katanya, Senin (19/4/2021). 


Dengan begitu, kata dia,   anggaran untuk wakil menteri dapat ditiadakan. Hal ini berdampak pada pengurangan  beban APBN yang memang sudah berat.

Baca Juga: Isu Mendikbud Nadiem Kena Reshuffle, Jubir Istana: Hanya Presiden Jokowi dan Allah SWT yang Tahu

Hal itu juga sesuai dengan kondisi Indonesia yang sedang dilanda resesi ekonomi. Indonesia perlu melakukan pengetatan di semua bidang, termasuk meniadakan anggaran untuk wakil menteri.

Agar kinerja kementerian tetap maksimal, presiden perlu mengganti menteri yang kinerjanya biasa-biasa saja. 

"Tentu penggantinya harus memang memiliki kemampuan yang tidak biasa. Masalahnya, apakah Jokowi cukup independen untuk mengganti para menterinya dengan orang-orang terbaik di bidangnya?  Kalau tidak, tentu reshuffle kabinet tidak akan membawa pengaruh signifikan kepada kinerja masing-masing kementerian," ujar penulis buku Tipologi Pesan Persuasif, Perang Bush Memburu Osama  dan Riset Kehumasan ini.


 

Penulis : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU