> >

Bantah Pilih Kasih Dalam Uji Klinis Vaksin Nusantara, BPOM: Tahapan-Tahapan Tidak Bisa Diabaikan

Berita utama | 14 April 2021, 14:12 WIB
Kepala Badan POM Dr. Penny Lukito umumkan BPOM memberi ijin penggunaan darurat vaksin CoronaVac buatan Sinovac pada 11 Januari 2021. (Sumber: Kompas TV Live)
Kepala Badan POM Dr. Penny Lukito umumkan BPOM memberi ijin penggunaan darurat vaksin CoronaVac buatan Sinovac pada 11 Januari 2021. (Sumber: Kompas TV Live)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Kepala Badan Pengelola Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito membantah pilih kasih dalam uji klinis vaksin Nusantara oleh tim yang dipimpin oleh Terawan Agus Putranto, mantan Menteri Kesehatan.

“BPOM tidak akan pilih kasih, BPOM akan mendukung apapun riset apabila sudah siap masuk ke uji klinis, itu akan didampingi. Tapi tetap dengan penegakkan standar-standar yang sudah ada good laboratory practice, rule of concept sudah ada,” kata Penny, Rabu (14/4/2021).

Penny menegaskan, vaksin nusantara belum bisa lanjut ke tahap uji klinis karena masih ada beberapa syarat yang belum terpenuhi. Dan dalam pelaksanaan uji klinis, tahapan-tahapan tidak bisa diabaikan.

Baca Juga: Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Sebut Produksi Vaksin Nusantara Perlu Didukung

“Jika ada pelaksanaan uji klinis yang tidak memenuhi standar dan tahapan, tentunya akan menemui masalah sendiri. Tahapan-tahapan tidak bisa diabaikan,” tegas Penny Kusumastuti Lukito.

“Komitmen correction action atau prevention action sudah diminta dari awal, tapi diabaikan, diabaikan, diabaikan. Tetap tidak bisa, nanti kembali lagi ke belakang. Jadi berbagai aspek, good clinical practice dan good manufacturing practice untuk produksi vaksin belum terpenuhi,” jelasnya.

Baca Juga: Politikus PDIP: Komisi IX DPR Tidak Pernah Menyepakati Kolektif untuk Vaksinasi Nusantara

Terpisah, berbagai pihak memberikan dukungan terhadap vaksin Nusantara besutan Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Seperti halnya, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad yang menilai produksi vaksin Nusantara perlu didukung karena merupakan karya anak bangsa.

“Kita kan harus mendukung produksi dalam negeri, terutama produksi anak bangsa,” kata Sufmi Dasco Ahmad.

Baca Juga: Terkait Vaksin Nusantara, Peneliti: DPR Jangan Bingungkan Publik

“Kita tahu bahwa vaksin-vaksin dari luar ini kan juga masuknya juga enggak gampang ke Indonesia. Apalagi pada saat sekarang ini embargo vaksin dilakukan oleh negara-negara penghasil vaksin,” tambahnya.

Atas dasar itu, Sufmi pun menilai keberadaan vaksin Nusantara tidak perlu diperdebatkan lagi. Bahkan, Sufmi meminta vaksin Nusantara didukung produksinya untuk bisa membantu pemerintah dalam mengatasi pandemic Covid-19.

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU