> >

Sulitnya Memperoleh Data jadi Kendala Terbesar dalam Upaya Konservasi Hiu dan Pari

Wisata | 9 April 2021, 16:52 WIB
Simposium hiu dan pari di Indonesia ketiga. (Sumber: Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Badan Riset Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP), Sjarief Widjaja, menjelaskan dukungan riset hiu dan pari terus dilakukan oleh BRSDMKP.

Salah satunya dengan menelaah dan mendeskripsikan daerah-daerah yang menjadi habitat asuhan hiu dan pari di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 572.

“Berdasarkan hasil tangkapan nelayan dan analisis habitat maka, perairan Lampung yang dijadikan area kajian diduga kuat sebagai habitat asuhan (nursery ground) hiu dan pari,” kata Sjarief. 

Sjarief berharap Informasi yang dihasilkan akan menjadi bahan rekomendasi strategi konservasi dan pengelolaan hiu dan pari, khususnya di Perairan WPPNRI 572.

Baca Juga: Bank Dunia Luncurkan Obligasi Pertama di Dunia Untuk Konservasi Badak Hitam Afrika

Lebih lanjut, Sjarief mengajak berbagai pemangku kepentingan untuk melakukan kolaborasi riset hiu dan pari guna mendukung konservasi dan pemanfaatan hiu dan pari berkelanjutan.

Sementara itu, CEO Yayasan WWF Indonesia, Dicky P. Simorangkir mengatakan, tantangan terberat dalam konservasi jenis ini adalah data yang sulit diperoleh, sementara data tersebut sangat penting untuk menyusun rencana aksi konservasi yang efektif. 

“Lewat simposium hiu dan pari ini kami harap dapat mengumpulkan banyak informasi mengenai populasi dan perilaku spesies ini dari seluruh pelosok Indonesia. Laut kita sangat luas, kita perlu kolaborasi dari semua pihak, mulai dari nelayan, petugas penyuluh perikanan, mahasiswa, sampai pengelola wisata selam bersama hiu,” jelasnya.

Baca Juga: Jika Tak Ada Perlindungan, Hiu dan Pari akan Punah

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Eddward-S-Kennedy

Sumber : Kompas TV

Tag

TERBARU