> >

Persediaan Vaksin Covid-19 Bulan Depan Menipis, Menkes Budi: Disuntikkan 15 Hari Habis

Update corona | 27 Maret 2021, 23:15 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, persediaan vaksin Covid-19 Indonesia akan menipis pada April 2021. (Sumber: Youtube Setpres)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, persediaan vaksin Covid-19 Indonesia akan menipis pada April 2021.

Budi mengatakan, Indonesia hanya memiliki persedian vaksin Sinovac yang hanya cukup untuk 15 hari.

"April (persediaan vaksin) kita akan sedikit sekali. Kita hanya punya 7,6 juta vaksin Sinovac," ungkap Budi dalam konferensi pers virtual pada Sabtu (27/3/2021) malam, dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Menkes Minta Pemda Optimalkan Vaksinasi Covid-19 Bagi Lansia

"Padahal kita nyuntiknya sudah 500.000 dosis per hari, bahkan mungkin bisa meningkat jadi 600.000 dosis sehari. Artinya 7,6 juta itu (untuk) suntik 15 hari habis," tambahnya.

Sebab itu, Budi mengaku pemerintah terus memikirkan bagaimana cara mengatasi masalah persediaan vaksin Covid-19 ini.

Menurut Budi, sebenarnya Indonesia mendapat jatah vaksin dari pihak Covax-GAVI, aliansi penyedia vaksin Covid-19 bagi negara miskin dan berkembang. Covax-GAVI menyatakan akan mengirimkan vaksin ke Indonesia dalam dua gelombang.

"Jadwalnya kita dapat vaksin gratis dari Covax-GAVI sudah dapat kemarin vaksin AstraZeneca gratis 1,1 juta dosis. Selanjutnya rencananya akan datang lagi 2,5 juta pada 22 Maret dan 7,8 juta dosis pada April," tutur Budi.

Namun, Covax-GAVI memutuskan menunda pengiriman vaksin ke Indonesia. Masalah ini terjadi karena India melakukan embargo vaksin.

"Ternyata ini pending. Tertunda karena ada isu India embargo vaksin," lanjutnya. 

Baca Juga: Menkes: Walaupun Sudah Divaksinasi Tolong Tetap Pakai Masker dan Jaga Jarak

Budi menuturkan, kasus Covid-19 sedang meningkat saat ini di India. Sebab itu, pemerintah India tidak mengizinkan vaksin Covid-19 keluar dari negaranya.

"Sebab AstraZeneca ini paling besar dibikin di India. Karena inilah, Covax-GAVI merealokasikan lagi pembagiannya. Sehingga mereka menunda pengiriman untuk Maret-April,” ucap Budi.

Sebelumnya, Indonesia telah mendapatkan kiriman 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca gratis melalui skema pengadaan oleh Covax-GAVI. 

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pemerintah telah habis membagikan jutaan dosis vaksin AstraZeneca itu ke tujuh provinsi. Sebanyak 1,1 juta dosis tersebut seluruhnya akan berguna untuk vaksinasi Covid-19 dosis pertama. 

"Ini semua sudah dibagi habis 1,1 juta ke Jawa Timur, DKI Jakarta, Bali, NTT, Kepulauan Riau, Maluku dan Sulawesi Utara," kata Nadia, Senin (22/3/2021), dikutip dari Kompas.com.

"Semuanya untuk vaksinasi dosis pertama," tambah Nadia. 

Langkah ini menyesuaikan masa kedaluwarsa dari 1,1 juta dosis vaksin itu yang akan jatuh tempo pada akhir Mei 2021.

Baca Juga: CDC: Dua Minggu setelah Dosis Kedua Vaksin Covid-19 Dapat Berkumpul Tanpa Masker

Vaksinasi Covid-19 di Indonesia sendiri masih jauh dari target pemerintah. Pemerintah menargetkan akan menyuntikkan 1 juta dosis vaksin setiap hari. Namun, Indonesia kini baru bisa melakukan vaksinasi sebanyak 400 ribu dosis per hari.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, kondisi ini terjadi karena masih ada 36 persen masyarakat masih tidak percaya covid-19. Selain itu, keterbatasan petugas vaksin juga membuat laju vaksinasi berjalan lambat. 

Menurut Epidemiolog Universitas Airlangga Windhu Purnomo, lambatnya laju vaksinasi Covid-19 dapat menggagalkan herd immunity atau kekebalan kelompok.

Sejumlah ahli memprediksi imunitas karena vaksin ini bertahan selama enam bulan sampai satu tahun setelah penyuntikan.

Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU