> >

Supertasmar: Ketika Soekarno Marah kepada Suharto Terkait Supersemar

Peristiwa | 13 Maret 2021, 17:51 WIB
Soekarno tertawa bersama dua jenderal Angkatan Darat Suharto dan AH Nasution (kiri) saat bertemu di Istana Merdeka Jakarta pada 1966. (Sumber: Arsip Kompas via Kompas.com)

Soekarno berusaha menyebarkan isi Supertasmar pada publik untuk membantah interpretasi Supersemar. Namun, Sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Asvi Warman Adam mengatakan, usaha itu gagal.

“Hanafi disuruh untuk menghubungi beberapa orang dan menyebarkan surat untuk membantah Supersemar. Namun, dia tidak punya jalur lagi," kata Asvi.

Hanafi berusaha menghubungi mantan Panglima Angkatan Udara, Suryadharma. Akan tetapi, Suryadharma mengaku tidak lagi punya sarana untuk menyebarkan surat perintah baru Presiden Soekarno.

“Pers pun tidak mau memberitakan," ujar Asvi.

Hingga kini, Supertasmar tak jelas keberadaannya. Arsip Nasional RI (ANRI) juga mengaku tak memiliki naskah atau salinan Supertasmar.

“Kalau Supertasmar, kami tidak ada," kata Kepala ANRI Mustari Irawan, Kamis (10/3/2016).

Baca Juga: Tiga Anak Soeharto Digugat Perusahaan Asal Singapura

Supertasmar dan naskah asli Supersemar tak bisa terlacak keberadaannya hingga saat ini. Ketika itu, Mustari mengatakan telah berusaha melacak dua dokumen penting itu di Sekretariat Negara.

"Kami juga terus cari di Sekretariat Negara, kan juga menyimpan dokumen," kata Mustari.

Sejak Supersemar terbit, kekuasaan Soekarno makin redup. Suharto kemudian mengambil alih.

Misteri keberadaan dua dokumen itu memunculkan teka-teki peralihan kekuasaan dari Soekarno pada Suharto ini yang tak juga terjawab jelas hingga kini.

Penulis : Ahmad-Zuhad

Sumber : Kompas TV


TERBARU