> >

Setahun Pandemi: Kilas Balik Berbagai Pernyataan Konyol Pejabat Soal Covid-19

Update corona | 2 Maret 2021, 18:34 WIB
Presiden Jokowi saat meninjau RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, 23 Maret 2020. Ada berbagai pernyataan pejabat pemerintah yang meremehkan pandemi. (Sumber: Youtube Sekretariat Presiden)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sudah lebih setahun sejak Covid-19 mewabah di Indonesia. Masyarakat tentu tak bisa melupakan pernyataan-pernyataan pejabat Indonesia yang meremehkan penyakit ini.

Virus corona baru bernama Sars-CoV-2 sudah terdeteksi menular di Wuhan, China sejak Desember 2019. Sejak saat itu, virus penyebab Covid-19 ini terus menyebar ke sepenjuru dunia.

Di masa-masa awal Pandemi Covid-19 pemerintah Indonesia selalu menyangkal Covid-19 dapat menular ke Indonesia.

Baca Juga: Mengenal Varian Baru Virus Corona dari Inggris yang Masuk Indonesia

"Pada fase ini terjadi penolakan yang berlarut-larut. Data di kita, Menkes mengatakan 'Tak perlu panik oleh penyebaran virus corona, enjoy saja'. Ini tidak serius mengantisipasinya," kata Direktur Center untuk Media Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Wijayanto, Senin (6/4/2020).

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) baru menyatakan status darurat bencana nasional karena Covid-19 pada 29 Februari 2020. Sementara, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan kepala daerah mulai menetapkan situasi penularan Covid-19 pada 15 Maret 2020.

Kini, Covid-19 telah menjangkiti 1,3 juta lebih orang Indonesia. Sebagian besar pasien Covid-19 sekitar 1,16 juta orang dapat sembuh, tetapi Covid-19 telah menewaskan 36.518 jiwa.

Setiap nyawa tentu bukan sekedar angka.

Kami merangkum berbagai penyataan dan kebijakan para pejabat pemerintahan yang mengorbankan masyarakat Indonesia. Berikut daftar pernyataan para pejabat pemerintah dari arsip pemberitaan.

1. Enjoy aja

"Dari 1,4 miliar penduduk sana, ya paling 2 ribuan (yang terkena corona). Dua ribu dari 1,4 miliar itu kan kayak apa. karena itu pencegahannya jangan panik, jangan resah, enjoy aja, makan yang cukup," kata mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Senin (27/1/2020)

2. Penelitian Harvard

"Ya Harvard suruh ke sini. Saya suruh buka pintunya untuk melihat (bahwa tidak ada Corona di Indonesia). Tidak ada barang yang ditutupi," kata Terawan, Selasa (11/2/2020). "Dan kita terus berdoa mudah-mudahan jangan ada (Corona) mampir ke Indonesia."

3. Insentif untuk Maskapai

"Bapak Presiden menyampaikan beberapa hal yang mungkin kita akan kaji, pertama tentu apakah bisa membuat kegiatan-kegiatan di pusat tourism yang mengalami penurunan cukup besar karena adanya corona virus. Kedua apakah bisa dikaji mengenai berbagai hal apakah insentif atau subsidi kepada penerbangan terutama turis domestik," kata Menkeu Sri Mulyani, Selasa (11/2/2020).

4. Corona Sulit Masuk karena Perizinan

(Sumber: Tangkapan layar Twitter)

Kemudian, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto diam-diam terjangkit Corona pada akhir November 2020.

Baca Juga: Dokter Penyintas Corona Ajak Disiplin Protokol Kesehatan, Ini Pentingnya!

5. Minum jamu

"Apakah mungkin karena kita sering minum jamu? Atau mungkin karena kita sudah kebal dari dulu karena sudah sering kena batuk pilek? Jadi begitu ada virus dikit saja virusnya mental," kata Kepala BNPB Doni Monardo, Senin (24/2/2020).

6. Diskon Tiket Pesawat

"(Insentif) diberikan kepada penerbangan supaya dia bisa mendiskon tarif tiket. Targetnya 30-40 persen ke 10 destinasi. Pemberian diskon selama tiga bulan," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Senin (25/2/2020).

Lalu, Budi Karya Sumadi positif mengidap Covid-19 pada 14 Maret 2020.

7. Anggaran untuk Influencer

"Sebetulnya budget Rp 72 miliar ini adalah untuk berbagai kegiatan promosi wisata mancanegara. Rp 72 miliar bukan untuk influencer saja," kata mantan Menteri Pariwisata Wishnutama, Rabu (26/2/2020).

8. Doa Qunut

"Banyak kiai dan ulama yang selalu membaca doa qunut dan saya juga begitu baca qunut. Makanya Corona nyingkir dari Indonesia," kata Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Sabtu (29/2/2021).

9. Menutupi Informasi

"Memang ada yang kita sampaikan dan ada yang tidak kita sampaikan. Karena kita tidak ingin menimbulkan keresahan dan kepanikan di tengah masyarakat," kata Presiden Joko Widodo, Jumat (13/3/2020).

10. Dampak Kematian Covid-19 Rendah 

"Kita pahami bahwa COVID-19 ini sebetulnya virus yang fatality rate-nya relatif rendah, atau dampak kematian relatif rendah dibandingkan dengan virus-virus lainnya," kata Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, Selasa (17/3/2020).

Baca Juga: Setahun Pandemi Corona: Apa Kabar 'Penemuan Kesehatan' yang Diklaim Ampuh Membasmi Covid-19?

11. Miskin Kaya

"Yang kaya melindungi. Yang miskin agar bisa hidup dengan wajar. Dan yang miskin melindungi yang kaya agar tidak menular penyakitnya," kata Achmad Yurianto, mantan Jubir Corona Pemerintah, Jumat (27/3/2020).

12. Covid-19 Kepanasan

"Dari hasil modeling kita yang ada cuaca Indonesia ekuator ini yang panas dan juga humidity tinggi itu untuk COVID-19 ini nggak kuat," kata Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut B Panjaitan, Kamis (2/4/2020).

13. Damai dengan Covid-19

"Artinya, sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup berdamai dengan Covid-19 untuk beberapa waktu ke depan," kata Jokowi, Kamis (7/5/2020).

Penulis : Ahmad-Zuhad

Sumber : Kompas TV


TERBARU