> >

AIMAN - Banjir Rasa Pilpres

Aiman | 1 Maret 2021, 05:50 WIB
AIMAN - Banjir Rasa Pilpres (Sumber: KOMPAS TV)

"Impossible, mosok kantor gubernur banjir, ini agak aneh. Saya tanya BMKG, hujannya cukup lebat, saya minta cek air kirimannya dari mana," kata Ganjar saat memantau kondisi kantornya, Selasa (23/2/2021).

Ganjar mengatakan, saat kantornya terendam banjir, ia sedang berada di Kabupaten Kudus. Setibanya di Kota Semarang, Ganjar pun langsung mengecek kondisi kantornya, terutama di Gedung B yang kemasukan air.   

Ganjar pun heran dengan banjir yang menerjang kantornya karena banjir separah itu baru terjadi hari ini. 

"Agak aneh karena baru terjadi hari ini. Saya minta semacam audit air datang dari mana, karena kalau dari sekitar sini saja tidak mungkin segede itu," jelas Ganjar.

Isi Cuitan Ganjar yang Diasumsikan Beragam

Belakangan Ganjar menulis dalam akun Twitter-nya terkait banjir yang menggenangi sejumlah tempat di Kota Semarang, "Saya yang salah, yang lain sudah bekerja dengan baik".

Sontak tulisan ini seketika menjadi ramai dibicarakan. Banyak yang kemudian berasumsi, jawaban Ganjar ini adalah sindiran kepada Gubernur Anies Baswedan yang dalam banjir Jakarta pada 20 dan 21 Februari lalu, mengatakan kiriman air dari hulu di Bogor dan Depok, yang menjadi masalah terjadinya banjir di Jakarta.

Saya pun berkesempatan untuk menanyakan hal ini langsung ke Gubernur Ganjar pada program Sapa Indonesia Malam, Kompas TV (24/2/2021), dan lugas di jawab, "Tidak ada Hubungannya!".

Memang berbicara Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, tidak bisa dilepaskan dari hasil survei. Bahkan sejak awal 2020 lalu, hasil 3 besar mengerucut pada 3 nama, Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo.  Bahkan hasil ini berlangsung hingga tahun ini tak bergeser. Meski ada nama - nama lain yang juga menguat, seperti Tri Rismaharini dan Sandiaga Uno.

Setiap kali ada peristiwa pada daerah - daerah yang dipimpin para jagoan survei ini, tampaknya kegaduhan tercipta. Pilpres 2024 seolah sudah di depan mata. Padahal masih ada tahun 2022 dan 2023 sebagai tahun pertaruhan bagi para kepala daerah yang habis masa jabatan dan tak bisa serta merta dipilih kembali, karena Pilkada akan digelar serentak dengan Pilpres. Anies, Ganjar, Ridwan Kamil, dan Khofifah Indar Parawansa, akan kehilangan panggung. 

Akankah bandul pilihan publik bergeser?  

Atau justru ada jurus jitu memperkuat posisi para mereka?

Menarik untuk dicermati!

Saya Aiman Witjaksono...

Salam!

Penulis : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU