> >

YLKI: Ketidakpercayaan Masyarakat pada Vaksin karena Komunikasi Buruk dan Hoaks Kesehatan

Update corona | 27 Januari 2021, 19:58 WIB
Seorang staf memeriksa label pada jarum suntik berisi vaksin COVID-19 nonaktif di Sinovac Life Sciences Co., Ltd. di Beijing, ibu kota China, pada 23 Maret 2020. (Sumber: Xinhua/Zhang Yuwei)

Pemerintah, kata Tulus, terjebak pada pusaran kepentingan ekonomi dan sektor kesehatan di sisi yang lainnya.

“Awal-awalnya kan Pak Presiden Jokowi lebih cenderung kepada sektor ekonomi bukan sektor kesehatan, baru kali ini kembali ke sektor kesehatan,” kata Tulus.

“Menurut saya pemerintah di tiga bulan pertama kehilangan golden moment untuk pengendalian itu, dan akhirnya ekonomi tidak tercapai, minus, dan juga pandemi semakin eskalatif,” ucap dia.

Baca Juga: Mengapa Bisa Terpapar Covid-19 Meski Sudah Divaksin? Ini Penjelasan Ahli

Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut, dalam setahun terakhir seluruh negara di dunia mengalami masa sulit akibat pandemi Covid-19.

Terjadi krisis dalam bidang kesehatan dan ekonomi, termasuk di Indonesia. Ia pun meminta agar krisis ini ditangani dan diselesaikan secara bersamaan.

"Krisis kesehatan dan krisis ekonomi harus diselesaikan dalam waktu yang bersamaan," kata Jokowi saat memberikan sambutan di acara Media Group News Summit Indonesia 2021 secara daring, Rabu (27/1/2021).

Jokowi mengatakan, upaya "gas dan rem" antara sektor kesehatan dan ekonomi harus dijalankan secara tepat.

Meski tak mudah, ia menekankan bahwa pemulihan kedua bidang sama pentingnya.

"Ini hal yang tidak mudah, sangat tidak mudah, penanganan kesehatan dan ekonomi sama-sama pentingnya, sama-sama strategisnya," ujarnya.

Baca Juga: Sriwijaya Air Jatuh, YLKI: Kecelakaan Ini Kado Terburuk Awal 2021 di Sektor Transportasi Udara

Penulis : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU