> >

Cerita Dua Vaksinasi Terbesar Indonesia: Cacar dan Polio

Peristiwa | 14 Januari 2021, 06:00 WIB
Ilustrasi Edward Jenner memberikan vaksinasi (sumber: Kompas.com)  

Dokter kelahiran 28 Agustus 1931 di Bumiayu, Jawa Tengah, ini adalah seorang dokter medis alumnus Universitas Airlangga yang mendapat gelar master of public health dari University of Tulane, New Orleans, Amerika Serikat, pada 13 Mei 1966.

Sebelumnya, dokter Kho memimpin pemberantasan cacar di ibu kota Jakarta tahun 1963 dan program serupa di Provinsi Jawa Tengah serta Jawa Timur.


Berkat vaksinasi cacar ini, Indonesia dinyatakan bebas dari cacar sejak tahun 1974.

Kemudian pada tahun 1995-1997, vaksinasi polio. Menurut Penasihat Field Epidemiology Training Program (FETP), I Nyoman Kandun MPH, Selasa (17/11).“Pemberian vaksin oral polio pada 1995-1997 diberikan pada siapa saja, tanpa memandang seseorang itu sudah diberikan vaksin polio secara rutin atau belum," katanya. 

Baca Juga: Tak Perlu Ragu Ikut Vaksinasi, Ini Kata Pakar UGM

Bagi yang telah mendapat imunisasi polio rutin, maka pemberian kembali vaksin polio akan memperkebal daya tahan tubuhnya. Mereka yang belum mendapat vaksin polio, maka bisa dikatakan mendapatkan imunisasi dasar.

Setiap tahun pada bulan September, Indonesia  melakukan kampanye pekanimunisasi nasional. Pada saat itu semua anak umur 5 sampai 10 tahun diberikanimunisasi vaksin yang kita gunakan sampai saat ini dengan cara tetes.
 
Indonesia berhasil dengan 25 juta anak umur 5 sampai 10 tahun divaksin polio.Penyakit Polio sampai tahun 2000 sudah tidak ada lagi tapi pada tahun 2005 muncul kembali karena importasi polio dari Afrika.

Menurut Nyoman, masyarakat perlu mengetahui tahap-tahap penanganan penyakit menular, yaitu mengontrol, mengeliminasi dan mengeradikasi.

“Mengontrol adalah menekan insiden penyakit menular. Sedangkan mengeliminasi adalah menekan hingga angka yang sangat rendah, bisa sampai nol, tapi virusnya tidak hilang. Mengeradikasi artinya, di samping kita bisa menekan penularan sampai nol, virusnya juga bisa hilang. Seperti misalnya cacar yang tidak ditemukan lagi adanya virus cacar sehingga kita bisa dikatakan mengeradikasi cacar,” katanya.


 

Penulis : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU