> >

Menag Fachrul Razi Ajak Generasi Milenial Kedepankan Moderasi Beragama

Agama | 15 Desember 2020, 21:53 WIB
Menteri Agama, Fachrul Razi saat menghadiri penyerahan sertifikat tanah hak pakai Kemenag No 00051 (lokasi replika Grand Mosque Mohammed Bin Zayed) di Solo, Jawa Tengah, Rabu (19/8/2020). (Sumber: KOMPAS.com/LABIB ZAMANI)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Menteri Agama Fachrul Razi mengajak anak-anak muda milenial Indonesia ikut terlibat aktif dalam proses penguatan moderasi beragama.

Menurut Menag, moderasi beragama kini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari pembangunan bangsa Indonesia.

“Ke depan, pembangunan tidak hanya bertumpu pada kemajuan teknologi, infrastruktur, tetapi juga dalam bidang keagamaan yang membawa kesejukan dan kedamaian,” ujar Menag saat memberi sambutan sekaligus membuka Webinar Nasional dengan tema "Pendidikan Toleransi dalam Rangka Pencegahan Gerakan Terorisme dan Radikalisme Untuk Generasi Milenial", Selasa (15/12/2020).

Baca Juga: Apresiasi Pilkada Serentak, Menag Fachrul Razi: Memilih Pemimpin itu Ibadah dan Berpahala

Menag berpesan, di tengah gencarnya perkembangan media bagi kalangan millenial, generasi muda harus selektif dan mampu memilah informasi dan sumber bacaan.

Karena itu anak muda milenial diminta  terus mengedepankan pemahaman ajaran agama yang membawa damai, bukan kebencian apalagi mengobarkan perang terhadap negara dan sesama.

“Dalam konteks inilah penguatan moderasi beragama bagi kaum muda, diperlukan untuk menumbuhkan sikap keberagamaan yang hormat terhadap paham yang tidak sama, menebarkan kedamaian dan kasih saying, serta enjauhkan sikap keberagamaan dari paham anarkis dan merasa paling benar sendiri,” kata Menag.

Baca Juga: Usai Mahfud MD, Kini Giliran Menag Fachrul Razi Kecam Presiden Prancis Emmanuel Macron


Dalam pengamatan jenderal purnawirawan ini,  saat ini ada fenomena sebagian masyarakat cenderung lebih mengedepankan pendekatan kebenaran tunggal dan kekerasan dalam mengekspresikan pemahaman terhadap suatu agama.

Model keberagamaan semacam ini biasanya menyeret seseorang pada sikap intoleran terhadap kelompok yang berbeda. Mereka cenderung tidak mampu berdialog dengan keragaman, tidak menghormati perbedaan, juta tidak bisa hidup harmoni dalam keragaman.

Penulis : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU