> >

Komnas HAM Sebut Pembunuh Pendeta Yeremia Oknum TNI Petinggi Koramil Hitadipa

Hukum | 3 November 2020, 14:01 WIB
Pendeta Yeremia Zanambani (Sumber: Istimewa via Wartakota)

JAKARTA, KOMPAS TV - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM telah merampungkan penyelidikan terkait kasus kematian yang menimpa Pendeta Yeremia Zanambani di Intan Jaya, Papua, pada 19 September 2020.

Dalam kasus ini, oknum TNI kembali disebut sebagai pihak yang diduga terlibat. Bukan saja Komnas HAM yang menyatakan keterlibatan oknum TNI tersebut.

Melainkan juga Amnesty International Indonesia. Berdasarkan hasil temuan Amnesty International Indonesia, terduga pelaku pembunuhan terhadap Pendeta Yeremia merupakan anggota TNI.

Baca Juga: Di Mata Istri Korban, Oknum TNI Terduga Pembunuh Pendeta Yeremia Seperti Anak Sendiri

Hasil investigasi Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya bentukan Menkopolhukam Mahfud MD, juga mengungkapkan adanya dugaan keterlibatan aparat dalam kasus ini.

Dari hasil temuan, tim pemantauan dan penyelidikan Komnas HAM, pelaku langsung penyiksaan dan pembunuhan di luar proses hukum (extrajudicial killing) diduga adalah seorang petinggi TNI Koramil Hitadipa.

“Ini juga berangkat dari pengakuan korban sebelum meninggal kepada dua orang saksi, minimal dua orang saksi yang bahwa melihat (oknum) berada di sekitar TKP pada waktu kejadian dengan 3 atau 4 anggota lainnya,” kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam dikutip dari Kompas.com pada Senin (2/11/2020).

Baca Juga: Terungkap! Ini Identitas Oknum TNI yang Diduga Terlibat Pembunuhan Pendeta Yeremia di Papua

Selain itu, Komnas HAM menyimpulkan pendeta Yeremia ditembak dari jarak dekat. Hal itu terlihat dari bekas luka tembakan yang diduga dilepaskan dari jarak kurang dari satu meter.

Menurut Anam, terduga pelaku menggunakan senjata api laras pendek atau pistol atau senjata lain yang memungkinkan tembakan di ruang sempit.

Lebih lanjut, Anam menjelaskan, Komnas HAM menemukan bahwa tindakan kekerasan yang dialami Pendeta Yeremia diduga untuk memperoleh keterangan korban terkait keberadaan senjata yang dirampas TPNPB/OPM.

Sebab, proses pencairan senjata dilakukan pascatewasnya seorang anggota TNI bernama Serka Sahlan dan senjatanya dirampas oleh TPNPB/OPM.

Baca Juga: Haris Azhar: Dua Oknum TNI Terlibat Penembakan Pendeta Yeremias

Saat anggota TNI mengumpulkan warga Hitadipa pada pagi hari untuk pencarian senjata Serka Sahlan, terduga pelaku sempat menyebut nama korban pendeta Yeremia.

Untuk itu, terduga pelaku diduga sudah menjadikan Pendeta Yeremia sebagai target.

"Hal ini secara tegas disampaikan oleh Alpius, anggota TNI Koramil Hitadipa, yang menyebutkan nama Pendeta Yeremia Zanambani sebagai salah satu musuhnya,” ujar Anam.

Sementara itu, Kepala Penerangan (Kapen) Kogabwilhan III Kolonel Czi IGN Suriastawa menanggapi dugaan keterlibatan petinggi Koramil Hitadipa bahwa TNI akan menindak tegas prajurit yang terlibat.

Baca Juga: Pendeta Kristen Ortodoks di Prancis Ditembak, Pelaku Bisa Ditangkap Meski Sempat Lari

"Kalau memang terbukti ada oknum aparat terlibat maka TNI akan menindak tegas terhadap oknum aparat tersebut sesuai hukum yang berlaku," ujar Suriastawa.

Suriastawa menghormati hasil investigasi yang dilakukan Komnas HAM tersebut. Namun, pihaknya kini masih menunggu pendalaman atas temuan TGPF. 

"Sah-sah saja bilang terduga karena belum ada bukti kuat dan saat ini sedang dilakukan pendalaman oleh TGPF terhadap masalah ini sehingga sebaiknya kita tunggu hasil nyatanya," kata Suriastawa.

Baca Juga: TGPF Ungkap Adanya Dugaan Keterlibatan Oknum Anggota TNI dalam Penembakan Pendeta Yeremia di Papua

Penulis : Tito-Dirhantoro

Sumber : Kompas TV


TERBARU