> >

Baik dan Buruk Obat Covid-19 Remdesivir di Mata Pakar Farmakologi UGM

Kesehatan | 5 Oktober 2020, 23:23 WIB
Pengembangan obat Covid-19 yang dilakukan Universitas Airlangga (Unair) bekerja sama dengan TNI AD dan Badan Intelijen Negara (BIN) menuai kritik. (Sumber: Pixabay)

Demikian pula keamanan penggunaan remdesivir bagi wanita hamil dan menyusui belum diketahui. Namun, pada uji pra klinik pada tikus dan kera diketahui penggunaan remdesivir bisa mempengaruhi ginjal pada janin. 

Menurut Zullies, remdesivir memiliki keunikan prodrug. Artinya, obat akan mengalami perubahan menjadi zat aktif ketika sudah berada dalam tubuh pasien. Bentuk ini bisa meningkatkan masuknya obat ke dalam sel dan melindungi obat sampai di tempat kerjanya.

Modifikasi penting pada remdesivir adalah gugus karbon nitrogen (CN) yang melekat pada gula, sehingga saat remdesivir dimasukkan ke dalam rantai pertumbuhan RNA, keberadaan gugus CN akan menyebabkan bentuk gula mengerut yang menghentikan produksi untai RNA dan menyabotase replikasi virus.

Selain itu, adanya perubahan ikatan C-N menjadi C-C menyebabkan remdesivir tidak dapat dilepaskan oleh enzim targetnya yaitu RNA-dependent RNA Polymerase. Kondisi tersebut menjadikannya tetap berada dalam rantai RNA yang tumbuh dan memblokir replikasi virus.

“Obat ini bekerja dengan menghambat replikasi virus dalam tubuh karena remdesivir adalah senyawa analog atau mirip dengan adenosine dan bisa menyusup ke dalam rantai RNA,” ucap Guru Besar Fakultas Farmasi UGM ini.

(Switzy Sabandar) 

Penulis : Dian-Septina

Sumber : Kompas TV


TERBARU