> >

Vaksinasi Covid-19 di Akhir Tahun, Prioritas Utama Usia 19-59 Tahun

Update corona | 3 Oktober 2020, 07:05 WIB
Ilustrasi vaksin virus corona (Sumber: Fresh Daily)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah memastikan telah menargetkan akan melakukan vaksinasi Covid-19 secara massal pada akhir tahun ini. Setidaknya sebanyak 160 juta orang.

Namun pemerintah, melalui Ketua Tim Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto, hanya akan melakukan vaksinasi Covid-19 pada usia produktif terlebih dahulu.

"Target vaksinasi untuk 160 juta orang dan kebutuhannya antara 320-370 juta vaksin. Target yang diberikan kepada mereka yang berusia produktif 70% dengan usia 19 sampai 59 tahun," ungkap Airlangga, Jakarta, Jumat (2/10/2020).

Meski akan mengutamakan usia produktif dalam vaksinasi massal di akhir tahun ini atau kuartal keempat tahun 2020, namun pemerintah akan mendahulukan kelompok garda terdepan dalam memerangi Covid-19.

"Seperti tenaga kesehatan, dokter, perawat, petugas medis, TNI, Polri, Satpol PP, dan tentunya dipertimbangkan juga dengan pasien kormobid," katanya.

Baca Juga: Selesai Akhir 2021, Ini 5 Tahap Penyelesaian Vaksin Oleh Pemerintah

Menurut Airlangga, ada beberapa tahapan dalam upaya pemerintah melakukan vaksinasi secara massal. Di kuartal keempat tahun 2020 ini ditargetkan ada 36 juta vaksin.

Kemudian, kuartal pertama tahun 2021 dengan 75 juta vaksin. Kuartal kedua ada 105 juta vaksin.

"Kuartal ketiga 80 juta (vaksin), dan kuartal keempat 2021 ada 80 juta (vaksin)," tutur Airlangga.

Vaksinasi massal ini akan melibatkan 10.000 Puskesmas dan 2.800 rumah sakit.

Uji Klinis Vaksinasi Covid-19 Tidak Ditemukan Efek Samping

Uji klinis vaksinasi Covid-19 hasil kerja sama Bio Farma dan Sinovac membuahkan hasil yang mengembirakan. Pihak Bio Farmasi tidak menemukan efek samping vaksin yang diberikan kepada sukarelawan.

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menjelaskan uji klinis yang sudah berjalan lebih dari satu bulan ini berjalan dengan lancar.

Hal ini karena pihaknya tidak menemukan efek samping yang signifikan dari vaksin Covid-19 yang diberikan pada sukarelawan.

Menurutnya jika uji klinis tahap ketiga sesuai harapan, pada awal 2021 Bio Farma akan memproduksi vaksin Covid-19.

Baca Juga: Delegasi Sinovac Cek Kesiapan Biofarma Produksi Vaksin

Produksi vaksin tentnunya akan melewati Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mendapatkan emergency use authorization alias surat pemberian izin edar dalam keadaan darurat.

"Dan kita akan segera produksi dan nanti akan segera dilakukan program vaksinasi yang programnya segera dilakukan oleh Kementerian Kesehatan," ujar Honesti, Rabu (30/9/2020).

Lebih lanjut, Honesti menjelaskan pada akhir Oktober atau awal November nanti, Bio Farma bersama BPOM akan melakukan kunjungan audit ke fasilitas pengembangan dan produksi vaksin Covid-19 yang terletak di Beijing, China.

Kunjungan audit itu, sambung Honesti, demi menjamin kualitas bahan baku vaksin sekaligus memastikan fasilitas di dalamnya memenuhi standar cara pembuatan obat (CPOB) atau good manufacturing practice (GMP).

BPOM juga akan melaksanakan kunjungan serupa ke fasilitas produksi vaksin milik Bio Farma.

Sejauh ini, pihaknya sudah merencanakan untuk menyediakan 250 juta dosis vaksin Covi-19 untuk tahun 2021. Jumlah itu setelah ditingkatkan dari sebelumnya yang hanya 100 juta.

"Jika uji klinis vaksin berjalan lancar, maka Bio Farma akan segera memproduksi pada bulan Januari 2021 mendatang," ujarnya.

Penulis : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU