> >

Temui Maruf Amin, Erick Thohir Lapor Soal Vaksin Covid-19

Update corona | 13 September 2020, 17:37 WIB
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Erick Thohir (Sumber: Istimewa)

Karena proses vaksinasi memerlukan dua kali suntikan untuk setiap individu. Sehingga dari jumlah vaksin tersebut, baru memenuhi kebutuhan vaksinasi terhadap 170 juta orang saja. Sementara jumlah penduduk Indonesia lebih dari 250 juta jiwa.

Untuk menutupi kekurangan, pemerintah melakukan penjajakan dengan lembaga-lembaga kesehatan seperti Koalisi untuk Kesiapan dan Inovasi Epidemi (CEPI), badan kesehatan dunia (WHO), Unicef, serta perusahaan-perusahaan farmasi multinasional lainnya seperti Astrazeneca, Cansino, dan Pfizer.

"Semua dijajaki. Kalau sampai 70 persen bisa tercover, kita harapkan di 2022 atau bahkan 2021, 30 persen bisa didapatkan," ungkap Erick.

Selain bekerja sama dengan luar negeri, pemerintah terus berupaya menghasilkan vaksin dalam negeri yakni Vaksin Merah Putih. Vaksin ini melibatkan lembaga Eijkman, Balitbangkes Kementerian Kesehatan, perguruan tinggi negeri, serta Bio Farma.

Baca Juga: DKI Jakarta Ketatkan PSBB, Kemenhub Pastikan Tidak Ada Penerapan SIKM

Indonesia tak mungkin hanya mengandalkan vaksin yang diperoleh dari kerja sama dengan lembaga dan instansi dari luar negeri mengingat daya tahan vaksin hanya selama enam bulan sampai dua tahun.

Oleh karena itu, pembuatan Vaksin Merah Putih juga menjadi prioritas utama pemerintah, dan ditargetkan dapat mulai diproduksi pada 2022.

"Saya sampaikan kepada Wapres bahwa vaksin merah putih ini prioritas. Dari informasi didapatkan, insya Allah, uji-klinis tahap 1 dan 2 bisa berjalan tahun depan sehingga pada 2022 kita mulai produksi vaksin merah putih," kata Erick menambahkan.

Penulis : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU