> >

Pizza Lipat di Yogyakarta Lahir dari Keterbatasan Akibat Pandemi Covid-19

Cerita rasa | 3 Mei 2021, 17:43 WIB
Pizza lipat Calz Dehanggo (Sumber: istimewa)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Pizza lipat yang satu ini berbeda dari kebanyakan pizza lipat atau calzone lainnya. Monika Hapsari yang membuatnya berbeda.

Pizza lipat lahir dari tangan dinginnya di tengah pandemi Covid-19. Tepatnya, Mei 2020. Ia dibantu teman-temannya memasarkan pizza lipat.

Produknya diberi nama Calz Dehanggo. Kata Dehanggo diserap dari nama daerah tempat tinggalnya, Trihanggo. Calz diambil dari kata calzone, sebutan untuk pizza lipat.

Ternyata nama ini membawa berkah. Semula ia hanya menjual 20 pak pizza lipat per minggu. Memasuki satu tahun usahanya, pizza lipat yang dipesan semakin banyak. Kini ia bisa menjual 200 pak per minggu.

Baca Juga: Mencoba Kelezatan Pizza Arab, Cocok Untuk Menu Berbuka Puasa

Tidak hanya untuk wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Pemasaran pizza lipat ini juga sudah merambah Bali dan Papua.

“Pandemi Covid-19 memaksa kreativitas muncul, jadi mencoba bikin makanan yang disukai banyak orang,” ujar Monika, Senin (3/5/2021).

Pizza lipat Calz Dehanggo ditawarkan sebagai frozen food yang mudah diolah dan bisa segera disajikan. Bentuknya mirip pastel berukuran besar dengan kulit renyah dan isi yang empuk.

Menurut Monik, pelanggan Calz Dehanggo menyukai cara penyajiannya. Mereka cukup memanaskan Calz Dehanggo di atas wajan kecil, tanpa harus menggunakan oven.

Ada lima varian yang ditawarkan oleh pizza lipat ini, yakni, smoked beef, mozzarella, chicken sausage, tuna mayo, dan durian moza. Varian favorit pelanggan adalah mozarella dan smoked beef.

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU