> >

Kritik untuk Jokowi, Pandemi Covid-19, dan Rontoknya Ekonomi

Catatan jurnalis | 10 Agustus 2020, 11:17 WIB
Ilustrasi resesi ekonomi akibat pandemi virus corona. (Sumber: Shutterstock/Lightspring/Kompas.com)

Oleh: Mustakim 

Ketua Fraksi Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono, melayangkan kritik pedas pada Presiden Joko Widodo. Ia menyebut kondisi ekonomi era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono jauh lebih baik dibandingkan dengan saat ini.

Anak mantan presiden SBY yang selama ini dikenal ‘anteng’ ini menyebut, pada era SBY, ekonomi Indonesia meroket dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) meningkat.

Selain itu, utang dan defisit pun terjaga. Ibas juga mengklaim, di era ayahnya, pendapatan rakyat meningkat sementara tingkat kemiskinan dan pengangguran bisa ditekan.

Baca Juga: Soal Kritikan Ibas untuk Ekonomi Era Jokowi, Demokrat: Kritikannya Bersifat Membangun

Kritik senada dilontarkan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon. Ia menilai, kinerja pemerintahan Jokowi lamban dan salah resep dalam menangani pandemi.

Pasalnya, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal II minus sebesar 5,32 persen. Angka ini jauh lebih buruk dari ekspektasi pemerintah yang memprediksi hanya minus 4,3-4,8 persen. Fadli menilai, pemerintah gagal menetapkan prioritas kebijakan dalam menangani pandemi.

Ekonomi di Tengah Jepitan Pandemi

Kritik Ibas dan Fadli Zon bukan tanpa alasan. Badan Pusat Statistik (BPS) dalam rilisnya menyatakan, ekonomi RI pada kuartal II-2020 minus 5,32 persen.

BPS mencatat, realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang minus 5,32 persen ini paling rendah sejak krisis 1999. Angka ini memperparah kondisi ekonomi kita. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2020 hanya mencapai 2,97 persen. Angka itu jauh dari target kuartal I yang diharapkan mencapai kisaran 4,5-4,6 persen.

Pemerintah menyebut, pertumbuhan ekonomi di kuartal I jauh dari harapan karena terdampak berbagai kebijakan terkait penanganan virus corona, khususnya work from home dan physical distancing. Sementara, pertumbuhan ekonomi di kuartal II lebih buruk dari kuartal I karena dampak kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Baca Juga: Ibas Komentari Kondisi Ekonomi Indonesia, PDI-P: Tidak Tepat Membandingkannya saat Pandemi!

Apa pun dalih pemerintah, kondisi ini sangat memprihatinkan. Pasalnya, meski menghadapi pandemi, pemerintah memiliki ruang yang besar untuk menjaga pertumbuhan ekonomi dengan berbagai skema dan regulasi.

Dalam regulasi terkait penanganan pandemi, pemerintah memiliki kewenangan besar untuk mengelola keuangan negara selonggar-longgarnya tanpa potensi pidana. Pemerintah juga sudah menggelontorkan dana besar untuk program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Jurang Resesi

Pemerintah sudah berikhtiar membangkitkan perekonomian nasional dan menjauhkan Indonesia dari jurang resesi. Langkah-langkah yang dilakukan di antaranya pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), memberikan bantuan sosial kepada masyarakat baik tunai maupun nontunai, hingga menggelontorkan dana besar untuk program PEN.

Penulis : Desy-Hartini

Sumber : Kompas TV


TERBARU