> >

Serangan Iran ke Israel Disebut Tiru Strategi Rusia di Ukraina, Pakar Ini Nilai Tak Akan Sukses

Kompas dunia | 14 April 2024, 10:19 WIB
Sebuah meriam dari sistem pertahanan Israel, Iron Dome atau Kubah Besi, dikerahkan untuk menghalau roket di Ashkelon, selatan Israel, 7 Agustus 2022. (Sumber: AP Photo/Ariel Schalit)

TEL AVIV, KOMPAS.TV - Serangan Iran ke Israel yang dilakukan dengan meluncurkan ratusan rudal dan drone pada Minggu (14/4/2024) dini hari WIB, dinilai meniru strategi yang digunakan Rusia saat menyerang Ukraina.

Serangan itu dilancarkan hampir dua pekan setelah Israel menyerang konsulat Iran di Suriah dan menewaskan anggota dan jenderal Korps Garda Revolusi Iran.

Menurut pakar dari analis pertahanan Sibylline, Justin Crump, ide dari serangan Iran adalah membanjiri sistem pertahanan canggih Israel dengan drone murah, agar rudal balistiknya yang canggih memiliki peluang lebih besar untuk mencapai sasaran mereka.

Baca Juga: Sekutu Israel Langsung Kutuk Serangan Iran, Beri Dukungan Penuh kepada Tel Aviv

“Taktik Iran tampaknya mengambil pelajaran dari Ukraina, di mana drone yang sama telah digunakan dicampur dengan rudal jelajah dan balistik untuk melumpuhkan pertahanan udara,” katanya, seperti dilansir BBC, Minggu.

Sistem pertahanan udara Israel yang disebut Iron Dome atau Kubah Besi, berisi sejumlah peluncur yang saling berhubungan dan masing-masing dilengkapi dengan banyak rudal.

Masing-masing mampu menjatuhkan drone atau rudal yang masuk dari udara.

Iran tampaknya telah memperhitungkan bahwa untuk melewati sistem ini diperlukan kuantitas dan kualitas.

Namun, menurut Crump, strategi yang diterapkan Iran itu belum tentu berhasil.

Baca Juga: Iran Akhirnya Serang Israel, Gunakan Pasal 51 Piagam PBB sebagai Legitimasi

“Israel bukan Ukraina, pesawat AS dan Inggris tampaknya membantu menghancurkan target,” katanya.

Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : BBC, Al Jazeera


TERBARU