> >

Rusia Ungkap Kekhawatiran atas Pembatasan Akses Umat Islam oleh Israel ke Kompleks Masjid Al-Aqsa

Kompas dunia | 14 Maret 2024, 07:17 WIB
Ratusan pemukim Yahudi pada hari Selasa, (12/3/2024) kembali masuk kompleks Masjid Al-Aqsa di Jerusalem Timur. Rusia menyuarakan kekhawatiran atas situasi di Yerusalem di mana umat Islam mengalami kesulitan untuk mengunjungi situs-situs suci seperti kompleks Masjid Al-Aqsa. Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova,Rabu (13/3/2024). (Sumber: Anadolu)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia menyuarakan kekhawatiran atas situasi di Yerusalem di mana umat Islam mengalami kesulitan untuk mengunjungi situs-situs suci seperti kompleks Masjid Al-Aqsa. Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, Rabu (13/3/2024).

Zakharova menekankan masalah status Yerusalem dan tempat-tempat suci di kota tersebut harus diselesaikan melalui proses diplomasi yang komprehensif dalam penyelesaian konflik antara Israel dan Palestina.

"Federasi Rusia mendukung upaya bersama untuk menciptakan kondisi yang dibutuhkan agar penyelesaian politik krisis yang telah berlangsung lama ini dapat tercapai, dengan prinsip dua negara, Palestina dan Israel, hidup dalam damai dan keamanan," ungkapnya.

Dia juga menyoroti pentingnya langkah konkret untuk mengakhiri kekerasan di Jalur Gaza, sambil menyatakan bahwa peluang untuk menghentikannya akan lebih besar jika Amerika Serikat tidak menghalangi resolusi yang relevan di PBB.

Zakharova menegaskan perlunya memulai proses politik setelah gencatan senjata tercapai, karena sejarah konflik menunjukkan bahwa tanpa penyelesaian masalah mendasar, perjanjian gencatan senjata sering dilanggar.

Selain itu, ia menolak usaha untuk mengembalikan keadaan seperti sebelumnya dan mengatakan bahwa hanya solusi dua negara yang dapat mengakhiri konflik tersebut.

Sementara itu, perang Israel telah menyebabkan 85% populasi Gaza menjadi pengungsi internal, dengan sebagian besar kebutuhan pokok seperti makanan, air bersih, dan obat-obatan sulit diakses. Lebih dari separuh infrastruktur di wilayah tersebut mengalami kerusakan atau hancur, menurut PBB.

Selain itu, Israel juga dihadapkan pada tuduhan genosida di Mahkamah Internasional, yang mengharuskan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan memastikan bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

Baca Juga: Ratusan Pemukim Ilegal Yahudi Dikawal Keamanan Merangsek Masuk Kompleks Masjid Al-Aqsa

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menyuarakan kekhawatiran atas situasi di Yerusalem di mana umat Islam mengalami kesulitan untuk mengunjungi situs-situs suci seperti kompleks Masjid Al-Aqsa, Rabu (13/3/2024). (Sumber: Alexander Ryumin/TASS)

Jerusalem Timur yang diduduki Israel kembali menjadi pusat ketegangan ketika ratusan pemukim Yahudi kembali merangsek ke kompleks Masjid Al-Aqsa pada hari Selasa (12/3/2024). Langkah mereka dijaga ketat oleh pasukan Israel, sementara warga Palestina menyuarakan protes atas aksi tersebut.

Menurut laporan agensi berita Palestina, Wafa, para pemukim didampingi oleh pasukan Israel saat mereka memasuki Masjid Al-Aqsa melalui Gerbang Al-Mugharbah di sisi barat kompleks tersebut.

Sehari sebelumnya, sekitar 275 pemukim Israel telah melakukan hal serupa, setelah mendapat seruan dari kelompok-kelompok ekstrem Yahudi untuk meningkatkan kehadiran mereka di masjid tersebut selama bulan Ramadan.

Meskipun Israel memberlakukan pembatasan terhadap akses ke situs suci tersebut, sekitar 35.000 warga Palestina tetap melaksanakan salat tarawih di Masjid Al-Aqsa pada malam kedua Ramadan, menurut laporan resmi Palestina.

Salat tarawih adalah salah satu ibadah sunnah yang dilakukan oleh umat Islam selama bulan puasa setelah salat Isya. Masjid Al-Aqsa dianggap sebagai salah satu situs suci terpenting bagi Muslim di seluruh dunia.

Namun, terdapat laporan bahwa pasukan Israel mencegah banyak pemuda Palestina untuk masuk ke masjid, bahkan melakukan kekerasan terhadap salah satu warga Palestina di dekat Bab Al-Zahra, gerbang yang mengarah ke Masjid Al-Aqsa, sebelum kemudian menahannya.

Ketegangan di Jerusalem Timur semakin meningkat, dengan aksi-aksi semacam ini memperkuat perasaan ketidakpuasan dan protes dari warga Palestina terhadap tindakan Israel di kota suci tersebut.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Anadolu


TERBARU