> >

Dianggap Kim Jong-Un Musuh Besar, Presiden Korea Selatan Minta Dukungan untuk Reunifikasi

Kompas dunia | 2 Maret 2024, 14:15 WIB
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol telah tiba di Bandara Internasional Tokyo, Jepang, Kamis (16/3/2023). (Sumber: Yuya Shino/Kyodo News via AP)

SEOUL, KOMPAS.TV - Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol meminta dukungan dari komunitas internasional untuk reunifikasi dengan Korea Utara.

Yoon dianggap musuh besar oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong-un yang menegaskan Korea Selatan sebagai musuh nasional mereka.

Hubungan kedua Korea semakin buruk setelah Pyongyang terus mengakselerasi program perkembangan senjata nuklirnya.

Baca Juga: Jerman Diseret Nikaragua ke ICJ, Dituduh Fasilitasi Pembantaian Warga Palestina oleh Israel di Gaza

Sedangkan Seoul melakukan kerja sama militer dengan melakukan latihan gabungan bersama Amerika Serikat (AS) dan Jepang.

Korea Utara sendiri melihat latihan gabungan tersebut sebagai tindakan provokatif musuh-musuhnya terhadap mereka.

Kim Jong-un pun sempat menegaskan, peluang kedua Korea untuk melakukan reunifikasi telah tertutup.

Pernyataan Yoon mengenai reunifikasi sendiri merupakan sesuatu yang jarang diungkapkan.

“Upaya unifikasi kami harus menjadi sumber harapan dan secercah sinar bagi rakyat Korea Utara,” katanya saat upacara peringatan perlawanan Korea atas kolonialisme Jepang 1919, Jumat (1/2/2024), dikutip dari Channel News Asia.

“Kami harus maju bersama dalam langkah yang memimpin unifikasi Semenanjung Korea,” tambahnya.

Yoon pun menegaskan bahwa komunitas internasional harus mengumpulkan seluruh kekuatannya dengan cara yang bertanggung jawab.

Baca Juga: Slogan Anti-Putin Penuhi Pemakaman Alexei Navalny, Polisi Rusia Bergeming

Yoon juga menekankan hubungan yang lebih baik dengan Jepang, untuk membantu melawan ancaman militer Korea Utara yang semain meningkat.

Bulan lalu, adik Kim Jong-un, Kim Yo-jong mengatakan negaranya membuka kemungkinan meningkatkan hubungan dengan Tokyo.

Bahkan, ia mengisyaratkan kemungkinan di masa depan mengundang pemimpin Jepang ke Pyongyang.

 

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Channel News Asia


TERBARU