> >

Arus Dukungan Membanjir di Eropa bagi Warga Palestina Korban Serangan Brutal Israel

Kompas dunia | 9 November 2023, 07:51 WIB
Pembunuhan besar-besaran Israel terhadap warga sipil Gaza kini sudah mencapai 10.528 warga sipil, memicu kemarahan dan angkara murka di seluruh dunia termasuk di Israel sendiri. (Sumber: AP Photo/Bernat Armangue)

ANKARA, KOMPAS.TV - Pembunuhan besar-besaran Israel terhadap warga sipil Gaza kini sudah mencapai 10.528 warga sipil, memicu kemarahan dan angkara murka di seluruh dunia.

Warga turun ke jalan di banyak negara Eropa, sementara pejabat pemerintah, selebriti, dan atlet terbelah antara mendukung Israel dan membela rakyat Gaza Palestina.

Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) serta lembaga-lembaga PBB seperti Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB bagi Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), serta badan amal berbasis Inggris, Oxfam, mendesak perlindungan bagi warga sipil dan menyoroti memburuknya situasi kemanusiaan di Gaza akibat serangan Israel terhadap warga sipil.

Jumlah kematian Palestina akibat serangan Israel di Jalur Gaza telah mencapai 10.569 jiwa, kata Kementerian Kesehatan di enklaf yang terkepung itu pada hari Rabu.

"Para korban termasuk 4.324 anak-anak, 2.823 wanita, dan 649 orang tua, sementara lebih dari 26.000 orang terluka," kata juru bicara kementerian, Ashraf al-Qudra, dalam konferensi pers di Kota Gaza.

Dia mengatakan 2.550 orang, termasuk 1.350 anak-anak, juga dilaporkan terperangkap di bawah reruntuhan.

Baca Juga: Anak-Anak Gaza Kelaparan, Dikepung, dan Dibom Israel: Mohon Tunjukkan Belas Kasihan

Pengunjuk rasa membawa plakat dalam demonstrasi di luar Kementerian Luar Negeri Turki di Ankara, Turki, Senin, 6 November 2023. Pembunuhan besar-besaran Israel terhadap warga sipil Gaza kini sudah mencapai 10.528 warga sipil, memicu kemarahan dan angkara murka di seluruh dunia. (Sumber: AP Photo/Ali Unal)

Seniman, aktivis, dan pemain olahraga Eropa mengekspresikan dukungan untuk Gaza

Dalam wawancara dengan Anadolu, penulis dan aktivis Austria, Wilhelm Langthaler, secara tajam mengkritik pemerintah atas dukungan tanpa syaratnya kepada Israel dan berpaling dari kematian warga sipil akibat serangan udara Israel di Gaza.

Musisi dan pendiri Pink Floyd, Roger Waters, membagikan video di media sosial yang menyerukan gencatan senjata, sementara rekan sejawatnya, penyanyi asal Inggris, Yusuf Islam, menyampaikan pidato di "Great Palestine Meeting," sebuah rapat pro-Palestina di Istanbul pada tanggal 28 Oktober, juga mendesak gencatan senjata.

Artists for Palestine UK merilis surat yang ditandatangani oleh lebih dari 2.000 seniman, termasuk penulis terkenal, penyanyi, penulis drama, dan pembuat film, serta aktor dan aktris terkenal seperti Tilda Swinton, Charles Dance, Steve Coogan, Miriam Margolyes, dan Peter Mullan.

Aktor Irlandia, Liam Cunningham, dan aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg, mengungkapkan dukungan mereka untuk rakyat Palestina di media sosial.

"Dunia perlu bersuara dan memanggil gencatan senjata segera, keadilan, dan kebebasan bagi rakyat Palestina dan semua warga yang terkena dampak," kata Thunberg di X.

Pemain sepak bola termasuk pemain sayap Maroko Galatasaray, Hakim Ziyech, rekan senegaranya di Bayern Munich, Noussair Mazraoui, mantan bintang Real Madrid dan pemenang Ballon d'Or pria 2022, Karim Benzema, gelandang Mesir Arsenal Mohamed Elneny, dan pemain Prancis Real Betis, Nabil Fekir, juga mengungkapkan dukungan mereka bagi Palestina di media sosial.

"Semua doa kami untuk warga Gaza yang sekali lagi menjadi korban dari serangan bom yang tidak adil ini yang tidak menyisakan perempuan atau anak-anak," kata penyerang Prancis Al-Ittihad, Benzema, di X, sementara Elneny, mantan gelandang Besiktas dan Basel, mengganti foto profil Instagramnya dengan bendera Palestina.

Baca Juga: Konvoi Palang Merah yang Bawa Bantuan bagi Rumah Sakit di Gaza Ditembaki

Pengunjuk rasa membawa spanduk dalam demonstrasi mendukung Palestina di kawasan Monas, Jakarta, Minggu, 5 November 2023. (Sumber: AP Photo/Dita Alangkara)

Politisi mendukung rakyat Palestina

Anggota Parlemen Eropa asal Irlandia juga dengan tegas menyuarakan dukungan mereka untuk Palestina, "Kekerasan ini secara langsung terkait dengan pendudukan," kata Mick Wallace dalam wawancara dengan Anadolu. "Jika kita ingin menghentikan kekerasan, kita harus menghentikan pendudukan."

Dia mengkritik sikap pilih kasih dan kemunafikan Uni Eropa serta mengutuk "pembersihan etnis" orang Palestina di Gaza dan dukungan Uni Eropa atas tindakan tersebut.

Di Prancis, anggota parlemen dari partai kiri La France Insoumise, Manuel Bompard, Louis Boyard, dan Mathilde Panot, menyuarakan dukungan bagi rakyat Palestina.

Panot mengkritik pemerintah Prancis atas "dukungan tanpa syarat" terhadap Israel dan meminta pemerintah untuk mengutuk keras Israel atas "kejahatan perang yang dilakukan di Gaza."

Menteri sayap kiri Spanyol juga angkat suara menentang serangan udara Israel di Gaza, dan Menteri Urusan Konsumen, Alberto Garzon, mengutuk serangan terhadap kamp pengungsi, yang diakui oleh Israel.

"Pengeboman rumah sakit, kamp pengungsi, anak-anak, lansia yang tidak bersenjata, Israel menunjukkan sisi terburuk dari kemanusiaan. Berapa lama pemimpin Eropa akan membuat kita menjadi rekanan dari barbarisme ini?" tulis Menteri Hak Sosial, Ione Belarra, di X.

Perdana Menteri Irlandia, Leo Varadkar, mengecam Israel karena memutus pasokan air dan listrik ke Gaza Strip, dengan mengatakan bahwa Israel tidak memiliki hak untuk melanggar hukum humaniter internasional.

Menteri Luar Negeri Irlandia, Micheal Martin, mengungkapkan keprihatinannya atas meningkatnya korban sipil dan penderitaan akibat konflik berkelanjutan dan menunjukkan perlunya gencatan senjata kemanusiaan untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan mencapai Gaza.

Di Belgia, Menteri Kerja Sama Pembangunan, Caroline Gennez, meminta penyelidikan oleh Pengadilan Pidana Internasional tentang apakah hukum perang telah dilanggar di Palestina, menurut laporan media, dan Perdana Menteri Alexander De Croo menggambarkan situasi di Gaza sebagai "tidak proporsional" dan meminta untuk menghentikan kekerasan di Tepi Barat dan berupaya untuk berdialog.

Baca Juga: Empat Ribu Anak Gaza Tewas oleh Serangan Udara Israel, AS Malah Salahkan Hamas

Demonstran pro-Palestina di Freedom Plaza, Washington, Amerika Serikat (AS) berunjuk rasa pada Sabtu (4/11/2023), menuntut gencatan senjata segera di Jalur Gaza dan penghentian genosida masyarakat Palestina. (Sumber: Jose Luis Magana/Associated Press)

Sebagian Politisi Bersikap Anti-Palestina

Geert Wilders, anggota parlemen Belanda, adalah salah satu politisi sayap kanan Eropa yang menyuarakan suara anti Palestina.

Dia memposting video dari unjuk rasa pro-Palestina di Berlin di X dan mengatakan: "Berlin. Dan di seluruh Eropa. Mengejutkan. Hasil dari bertahun-tahun perbatasan terbuka dan relativisme budaya sayap kiri."

Aktivis sayap kanan Inggris, Tommy Robinson, juga mengambil langkah di X untuk membagikan video dari unjuk rasa pro-Israel yang dia hadiri, sambil memegang spanduk yang bertuliskan: "Bebaskan Gaza dari Hamas."

Paul Golding, pemimpin partai sayap kanan Britain First, menuntut adanya larangan unjuk rasa pro-Palestina di London pada Hari Perdamaian.

Bagi anggota parlemen sayap kanan Prancis, Marine Le Pen, serangan Israel terhadap rumah sakit di Gaza adalah "tidak dapat diterima," tetapi dia juga mengkritik pemerintah Prancis karena "menghabiskan jutaan dolar untuk jaringan air di Gaza."

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Anadolu / WAFA


TERBARU