> >

Jika Terpilih, Trump akan Kembali Terapkan Larangan Masuk AS bagi Warga dari Sejumlah Negara Muslim

Kompas dunia | 29 Oktober 2023, 18:05 WIB
Foto arsip. Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan akan kembali menerapkan larangan masuk AS bagi warga dari sejumlah negara mayoritas muslim jika ia terpilih lagi dalam pemilihan presiden. (Sumber: AP Photo)

DeSantis dan kandidat lainnya menyoroti apa yang mereka sebut sebagai peningkatan anti-Semitisme di kampus-kampus universitas AS.

Mereka mengusulkan pencabutan pendanaan bagi perguruan tinggi dan membatalkan visa bagi mahasiswa asing pro-Palestina.

"Kita perlu kemoterapi budaya untuk melawan kanker ini," kata Senator Tim Scott.

"Setiap mahasiswa dengan visa yang menyerukan genosida harus dideportasi."

Pemimpin Mayoritas Kongres AS Steve Scalise mengatakan "minggu depan kita akan memiliki resolusi Kongres untuk mengutuk tindakan anti-Semitisme di berbagai kampus di seluruh negeri."

"Jika Anda tidak bisa melawan terorisme hari ini, kapan Anda bisa?"

Ia menyebutkan beberapa rancangan undang-undang yang akan datang, termasuk salah satunya untuk "memberikan dana yang dibutuhkan oleh Israel untuk memperbarui" sistem rudal strategisnya.

Satu-satunya perempuan dalam perebutan tiket calon presiden Partai Republik, Nikki Haley, mantan duta besar Amerika Serikat untuk PBB yang diangkat oleh Trump, memunculkan ketakutan akan serangan anti-Semitisme di Amerika Serikat.

Baca Juga: Bocorkan Laporan Pajak Eks Presiden AS Donald Trump, Pegawai Kontrak Ini Didakwa

Foto arsip. Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan akan kembali menerapkan larangan masuk AS bagi warga dari sejumlah negara mayoritas muslim jika ia terpilih lagi dalam pemilihan presiden. (Sumber: AP Photo/José Luis Villegas, File)

Haley berjanji akan "mengubah definisi federal resmi tentang anti-Semitisme untuk mencakup penolakan hak Israel untuk eksis."

Ia juga mengatakan akan mencabut pembebasan pajak sekolah-sekolah yang menurutnya tidak melawan anti-Semitisme.

"Kampus-kampus universitas diperbolehkan untuk memiliki kebebasan berbicara, tetapi mereka tidak bebas untuk menyebarkan kebencian yang mendukung terorisme," katanya.

"Undang-undang federal mengharuskan sekolah melawan anti-Semitisme. Kami akan memberikan taring bagi hukum ini," katanya.

Ketua Kongres AS yang baru, Mike Johnson, dalam pidato pertamanya pada acara publik sejak mengemban peran baru itu, mengatakan Partai Republik akan "berdiri bersatu untuk Israel."

"Kita tidak akan berhenti mendukung Israel sampai mereka menang," katanya,

"Akan ada gencatan senjata hanya ketika Hamas berhenti menjadi ancaman bagi Israel," lanjutnya.

Mantan Wakil Presiden AS Mike Pence mengejutkan pertemuan pada Sabtu ketika ia mengumumkan akan menghentikan kampanye presiden 2024. Ia pun menjadi kandidat besar pertama yang mundur dari perebutan posisi capres Partai Republik.

"Sudah jelas bagi saya: ini bukan waktunya," katanya.

"Setelah banyak doa dan pertimbangan, saya memutuskan menghentikan kampanye saya untuk posisi presiden."

Dukungan untuk Israel adalah isu besar bagi kedua partai politik di Amerika Serikat, dan merupakan salah satu contoh yang jarang dalam kebijakan luar negeri yang berpengaruh dalam pemilihan.

Hal itu disebabkan tidak hanya karena jumlah pemilih Yahudi yang besar, tetapi juga karena bagi kalangan Kristen ekstremis di AS, eksistensi negara Yahudi menjadi syarat utama untuk "kedatangan kedua" Yesus Kristus.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : France24


TERBARU