> >

Jokowi di KTT AIS: Buang Sampah di Laut Bisa sampai ke Daratan Mana pun di Dunia

Kompas dunia | 11 Oktober 2023, 17:41 WIB
Presiden Joko Widodo membuka Konferensi Tingkat Tinggi AIS Forum 2023 di BNDCC, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (11/10/2023). (Sumber: setkab.go.id)

NUSA DUA, KOMPAS.TV - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) membahas masalah sampah yang dibuang ke laut saat membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Forum Negara-Negara Kepulauan dan Negara Pulau (Archipelagic and Island States Forum) di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Rabu (11/10/2023).

“Jika membuang sampah di daratan, belum tentu sampah tersebut berpindah ke daratan di belahan dunia lain. Namun jika membuangnya di lautan, maka sampah itu sangat bisa sampai ke daratan mana pun di dunia,” kata Jokowi dikutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet.

Masalah lain yang menurut Jokowi menjadi masalah bersama negara-negara kepulauan, adalah kenaikan permukaan laut, tata kelola sumber daya laut, dan pencemaran laut.

Baca Juga: Aksi Xanana Gusmao Bikin Jokowi Tertawa di Gala Dinner KTT AIS Forum 2023

“Oleh karena itu, kolaborasi dan solidaritas negara kepulauan dan negara pulau sangat penting untuk menghasilkan langkah-langkah strategis, konkret, dan taktis dalam penyelesaian masalah bersama,” ujar Jokowi.

Ia menyatakan, kerja sama yang baik sangat diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

“Indonesia merasa terhormat menjadi tuan rumah momentum bersejarah KTT pertama AIS Forum. Sebuah forum untuk penguatan kolaborasi antarnegara kepulauan dan negara pulau yang dihubungkan oleh laut. Laut bukanlah pemisah antardaratan, tapi laut justru pemersatu antardaratan, laut justru perekat dan penghubung antardaratan,” ujar mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Baca Juga: Presiden Jokowi: Akar Konflik Israel-Palestina Harus Diselesaikan!

Jokowi menilai, KTT AIS Forum 2023 merupakan kesempatan penting untuk menetapkan arah kolaborasi ke depan pada tiga hal utama yang perlu didorong bersama.

Pertama, solidaritas, kesetaraan, dan inklusivitas sebagi prinsip yang menjadi pegangan bersama; kedua, prioritas pada kerja sama konkret yang disesuaikan dengan kebutuhan penerima; dan ketiga, kerangka kerja sama yang tangguh dan dinamis untuk menghadapi tantangan-tantangan ke depan.

Jokowi juga menyebut Indonesia terus berupaya menyuarakan kepentingan negara-negara berkembang di forum internasional.

Baca Juga: Dikritik Kurang Transparan soal RAPBD, Heru Budi: Sudah Dikasih Soft Copy, Bisa Buka jakarta.go.id

Penulis : Dina Karina Editor : Vyara-Lestari

Sumber :


TERBARU