> >

Ukraina Klaim Tewaskan 34 Tentara Rusia, Termasuk Komandan Armada Angkatan Laut

Kompas dunia | 26 September 2023, 06:50 WIB
Ukraina hari mengklaim bahwa puluhan orang, termasuk komandan senior Angkatan Laut Rusia tingkat laksamana, tewas ketika mereka melancarkan serangan rudal terhadap markas Armada Laut Hitam Moskow di pelabuhan Krimea, Sevastopol. (Sumber: Planet)

KIEV, KOMPAS.TV — Ukraina mengklaim telah meledakkan markas angkatan laut Rusia di Krimea pekan lalu yang menewaskan 34 perwira, termasuk komandan armada Rusia, Senin (25/9/2023).

Selain itu, serangan Ukraina terhadap markas besar Armada Laut Hitam di Savastopol juga melukai 105 orang.

Namun demikian klaim ini belum bisa diverifikasi dan berbeda dengan yang dilaporkan Rusia.

Militer Rusia mengumumkan serangan terhadap gedung tersebut dan awalnya mengatakan seorang prajurit tewas, namun kemudian mengatakan orang tersebut tidak terbunuh namun hilang.

Moskow tidak memberikan informasi lebih lanjut mengenai hal ini.

Semenanjung Krimea, yang dianeksasi secara ilegal oleh Rusia dari Ukraina pada tahun 2014, sering menjadi sasaran sejak Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan invasi besar-besaran ke Ukraina 20 bulan lalu.

Krimea telah menjadi pusat utama yang mendukung invasi tersebut.

Pada Senin malam, gubernur Sevastopol yang dilantik Rusia, Mikhail Razvozhayev mengatakan, pertahanan udara Rusia menembak jatuh sebuah rudal di sekitar lapangan terbang militer di Belbek, sebuah desa dekat kota pelabuhan.

Dia tidak memberikan rincian mengenai kemungkinan kerusakan atau korban jiwa.

Baca Juga: Ukraina Klaim Tewaskan Komandan Armada Laut Hitam Rusia

Ukraina semakin meningkatkan sasarannya terhadap fasilitas angkatan laut di Krimea dalam beberapa pekan terakhir,

Sementara serangan balasan musim panas mereka berdampak lambat di wilayah timur dan selatan Ukraina.

Serangan ini menyusul serangan hari Jumat dengan serangan lain pada hari Sabtu.

Angka kematian dan korban baru ini merupakan peningkatan tajam dari apa yang diungkapkan kepala intelijen Ukraina, Kyrylo Budanov, kepada Voice of America pada hari Sabtu ketika dia mengatakan sedikitnya sembilan orang tewas dan 16 lainnya terluka dalam serangan yang menyebabkan gedung tersebut terbakar. 

Dia juga mengatakan Alexander Romanchuk, seorang jenderal Rusia yang memimpin pasukan di sepanjang garis depan utama di tenggara berada dalam kondisi yang sangat serius.

Laporan baru menunjukkan bahwa kepala armada, Laksamana Viktor Sokolov, juga tewas. 

Meskipun tidak ada bukti pendukung yang diberikan.

Namun nama Sokolov tidak disebutkan dalam pernyataan Pasukan Operasi Khusus, tetapi Anton Gerashchenko, penasihat menteri dalam negeri Ukraina, memposting nama dan fotonya di media sosial.

Militer Ukraina juga memberikan rincian lebih lanjut tentang serangan hari Jumat itu.

Dikatakan bahwa angkatan udara melakukan 12 serangan terhadap markas besar Armada Laut Hitam, menargetkan wilayah di mana personel, peralatan militer, dan senjata terkonsentrasi.

Dikatakan bahwa dua sistem rudal anti-pesawat dan empat unit artileri Rusia terkena serangan.

Menurut para pejabat Ukraina, jumlah korban diumumkan ketika serangan pesawat tak berawak dan rudal Rusia di dekat Odesa merusak sebuah hotel yang ditinggalkan, sebuah gudang gandum dan menewaskan dua orang yang terkubur di reruntuhan gudang gandum di kota pelabuhan Laut Hitam.

Serangan Rusia di tempat lain dianggap sebagai penyebab tewasnya enam warga sipil lainnya di Ukraina dalam satu hari terakhir.

Baca Juga: Lavrov: Rusia Siap Berunding soal Ukraina, tapi Tanpa Gencatan Senjata karena Pernah Dikibuli Kiev

Angkatan udara Ukraina melaporkan menembak jatuh semua drone Rusia yang diluncurkan semalam.

Namun satu dari 12 rudal Kaliber dan dua rudal jelajah P-800 Oniks tampaknya berhasil melewati pertahanan udara.

Rusia terus-menerus menargetkan pelabuhan dan fasilitas penyimpanan biji-bijian di Odessa sejak menarik diri dari perjanjian masa perang yang mengizinkan ekspor biji-bijian Ukraina ke negara-negara yang menghadapi ancaman kelaparan.

Serangan tersebut telah menghancurkan infrastruktur penting untuk penyimpanan dan pengiriman biji-bijian.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU