> >

Massa Demo Markas Militer Prancis di Niger, Tuntut Pasukan dan Dubes Balik ke Paris

Kompas dunia | 3 September 2023, 16:23 WIB
Pendukung kudeta militer Nigeria berdemonstrasi di depan Kedubes Prancis, Minggu (30/7/2023), sambil meneriakkan dukungan ke Putin dan Rusia. Puluhan ribu demonstran mendatangi markas militer Prancis di Niamey, Niger, Sabtu (3/9/2023). Demonstran menuntut Prancis menarik pasukan serta duta besarnya dari negara di Afrika Barat tersebut. (Sumber: AP PHOTO/Sam Mednick)

NIAMEY, KOMPAS.TV - Puluhan ribu demonstran mendatangi markas militer Prancis di Niamey, Niger, Sabtu (3/9/2023). Demonstran menuntut Prancis menarik pasukan serta duta besarnya dari negara di Afrika Barat tersebut.

Demonstran pro-junta itu menilai Prancis mempertahan pasukannya di Niger untuk memaksakan neokolonialisme. Para demonstran membawa poster-poster anti-Prancis, di antaranya bertuliskan, "Tentara Prancis, pergi dari negara kami!"

Junta militer Niger sendiri menuduh pemerintahan Emmanuel Macron melontarkan retorika yang memecah belah usai militer memakzulkan pemerintahan Presiden Mohamed Bazoum pada 26 Juli lalu. Paris bersikeras Bazoum tetaplah pemimpin Niger dan menolak mengakui junta.

Baca Juga: Junta Niger Perintahkan Pasukan Siaga Penuh, Siap Tempur Lawan ECOWAS?

Paris pun mengabaikan ultimatum 48 jam junta Niger untuk menarik duta besar Prancis, Sylvain Itte pada pekan lalu. Junta Niger juga mengeluarkan ultimatum serupa ke sejumlah negara lain pada pekan lalu.

Jurnalis Al Jazeera di Niamey, Ahmed Idris menyebut demonstrasi sedianya berlangsung pada Sabtu (3/9) pukul 15.00 waktu setempat. Namun, demonstran sudah berkumpul sekitar pukul 10.00 dan mengejutkan aparat keamanan.

Idris melaporkan bahwa demonstrasi berlangsung relatif damai. Namun, sejumlah demonstran terlihat berupaya "mendobrak barikade yang didirikan pasukan keamanan" dan memaksa masuk ke pangkalan militer Prancis.

Pangkalan tersebut dihuni oleh sekitar 1.500 tentara Prancis. Paris sendiri telah memperingatkan pihak-pihak yang memaksa masuk pangkalan dan mengancam tindakan balasan.

Salah satu demonstran pro-junta, Doubou-Kambou Hamidou mengaku sudah tidak percaya komitmen Prancis memberantas ekstremisme di Niger. Negara ini direpotkan ekspansi kekerasan kelompok ekstremis di kawasan Sahel beberapa tahun belakangan.

"Semua pangkalan militer. Kami berjuang menghilangkan dari negara kami semua pangkalan militer," kata Hamidou dikutip Al Jazeera.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Al Jazeera


TERBARU