> >

Junta Niger bakal Proses Pidana Presiden Mohamed Bazoum, Terancam Hukuman Mati

Kompas dunia | 14 Agustus 2023, 15:29 WIB
Jenderal Abdourahmane Tchiani, pemimpin kudeta militer Niger yang mengeklaim dirinya sebagai kepala negara. Junta militer Niger mengumumkan akan memproses pidana presiden yang digulingkan, Mohamed Bazoum. Presiden yang dikudeta paspampres 26 Juli lalu itu dituduh melakukan "pengkhianatan tingkat tingi" dan membahayakan keamanan negara. (Sumber: AP)

NIAMEY, KOMPAS.TV - Junta militer Niger mengumumkan akan memproses pidana presiden yang digulingkan, Mohamed Bazoum. Presiden yang dikudeta paspampres 26 Juli lalu itu dituduh melakukan "pengkhianatan tingkat tinggi" dan membahayakan keamanan negara.

Juru bicara junta Niger, Mayor Amadou Abdramane, menyatakan pihaknya "tengah mengumpulkan bukti-bukti yang dibutuhkan untuk menuntut presiden yang digulingkan dan antek-antek lokal serta asingnya untuk pengkhianatan tingkat tinggi dan membahayakan keamanan internal dan eksternal Niger di hadapan otoritas nasional dan internasional yang kompeten."

Hal tersebut disampaikan junta usai pemerintahan Abdourahmane Tchiani mengaku siap berdialog dengan negara-negara Afrika Barat untuk menyelesaikan krisis. Jika terbukti bersalah, berdasarkan KUHP Niger, Bazoum dapat dikenakan hukuman mati.

Baca Juga: Update Kudeta Niger: Junta Tolak Kunjungan ECOWAS dan PBB, Situasi Afrika Barat Bakal Rumit

Junta Niger sendiri tidak mengumumkan detail tuduhan terhadap Bazoum atau tanggal persidangannya. Sejak digulingkan, sang presiden disebut ditahan junta dalam kondisi mengenaskan.

Associated Press melaporkan, menurut orang-orang terdekat Bazoum, ia dan keluarganya ditahan di rumah tanpa listrik dan air. Bazoum dan keluarga disebut mulai kehabisan makanan.

Junta Niger membantah kabar bahwa kondisi Bazoum sekeluarga mengenaskan dan menuduh isu tersebut disebarkan politikus-politikus Afrika Barat dan mitra internasional mereka untuk mendiskreditkan junta.

Junta Niger sendiri mendapat tekanan internasional untuk melepaskan Bazoum dan mengembalikannya ke pemerintahan. Usai kudeta, blok regional Afrika Barat, ECOWAS, mengultimatum junta Niger untuk meninggalkan kekuasaan.

Akan tetapi, setelah ultimatum tujuh hari melampaui tenggat, ECOWAS belum bertindak. Pekan lalu, ECOWAS menerjunkan pasukannya dalam kondisi siaga, tetapi belum diketahui apakah blok regional itu akan melakukan intervensi militer ke Niger.

Baca Juga: Pemimpin Kudeta Niger Ketakutan, Tutup Wilayah Udara karena Ancaman Intervensi Kekuatan Asing

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Associated Press


TERBARU