> >

Kerusuhan Paris: Massa Tabrakkan Mobil di Rumahnya, Wali Kota Klaim Jadi Target Pembunuhan

Kompas dunia | 2 Juli 2023, 20:47 WIB
Polisi bentrok dengan sekelompok pemuda di Nanterre, pinggiran Kota Paris, Prancis, pada Kamis, 29 Juni 2023. Kematian remaja 17 tahun, Nahel, yang ditembak polisi pada Selasa, 27 Juni, memicu unjuk rasa di Prancis. (Sumber: AP Photo/Christophe Ena)

PARIS, KOMPAS.TV - Salah seorang wali kota di Paris mengeklaim jadi target pembunuhan usai massa menabrakkan sebuah mobil di rumahnya pada malam kelima kerusuhan Paris yang masih panas.

Seperti yang diketahui, ibu kota Prancis itu sedang diguncang oleh berbagai tindak kekerasan setelah terjadinya insiden penembakan oleh polisi yang mengakibatkan Nahel Marzouk tahun tewas.

Kematian remaja 17 tahun pada Selasa (27/6/2023) itu menyebabkan kemarahan besar dari publik.

Meski petugas polisi yang melakukan penembakan sudah ditangkap untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, kemarahan publik Prancis terlanjur meningkat sehingga menyebabkan kerusuhan di berbagai daerah.

Pada malam kelima, Minggu (2/7/2023) dini hari waktu setempat, para perusuh menyasar rumah Wali Kota L'Haÿ-les-Roses, pinggiran selatan Paris, Vincent Jeanbrun.

Jeanbrun mengeklaim, dia dan keluarganya menjadi sasaran pembunuhan oleh perusuh.

Akibat serangan itu, istri dan salah satu anaknya terluka saat melarikan diri dari seorang penyerang yang menabrak rumahnya dengan sebuah mobil dan kemudian membakar mobil tersebut.

"Malam ini, sebuah tonggak sejarah dicapai dalam kengerian dan aib," kata dia dalam sebuah pernyataan dikutip dari The Mirror, Minggu (2/7/2023).

"Pada Pukul 01.30 pagi, ketika saya berada di Balai Kota selama 3 malam, orang-orang menabrak rumah saya dengan mobil sebelum membakarnya di rumah saya, di mana istri dan dua anak saya yang masih kecil tinggal sedang tidur," ucapnya.

"Mencoba untuk melindungi mereka dan melarikan diri dari penyerang, istri saya dan salah satu anak saya terluka."

"Ini adalah upaya untuk membunuh kekejian yang tak terucapkan."

Baca Juga: Kerusuhan Prancis: Perusuh Jarah Toko Senpi, Pemerintahan Macron Terjunkan 45.000 Polisi

"Jika prioritas saya hari ini adalah mengurus keluarga saya, maka tekad saya untuk melindungi dan melayani Republik lebih besar dari sebelumnya," tegasnya.

"Saya ingin berterima kasih kepada penegak hukum dan layanan penyelamatan atas intervensi mereka dan secara lebih umum atas keberanian mereka di masa-masa sulit yang kita alami."

"Saya tidak memiliki kata-kata yang cukup kuat untuk menggambarkan emosi saya dalam menghadapi kengerian malam ini."

"Tetapi satu-satunya cara untuk membuat apa yang tidak dapat diterima dapat ditahan adalah bahwa semua ini tidak terjadi tanpa alasan," tutupnya.

Menurut kabar, istri Jeanbrun mengalami luka serius di lututnya sedangkan sang anak menerima luka ringan.

Sementara France Info melaporkan, para penyerang tidak berhasil memasuki rumah tetapi mengikuti istri dan anak Vincent Jeanbrun ke kebun mereka di belakang rumah.

Namun saat akan keluar dari rumah dengan melompat pagar, istri Jeanbrun mengalami luka yang kemungkinan merupakan patah tulang.

Dilansir dari The Guardian, polisi melakukan sedikitnya 700 penangkapan dalam kerusuhan malam kelima di Prancis.

Meski begitu, pihak berwenang mengatakan kerusuhan di Prancis mulai sedikit mereda.

Kementerian Dalam Negeri Prancis pada hari Minggu mengumumkan ada 719 orang yang ditangkap semalam.

Jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan 1.300 pada Jumat malam, di mana saat itu kerusuhan menyebabkan 45 petugas terluka, 577 kendaraan dibakar, 74 bangunan dibakar dan 871 kebakaran terjadi di jalan-jalan dan ruang publik lainnya. 

Baca Juga: Kerusuhan Prancis Merembet ke Marseille, Polisi Tembakkan Gas Air Mata dan 56 Orang Ditahan

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : The Mirror/The Guardian


TERBARU