Sekutu Putin Sebut Invasi Rusia ke Ukraina Untungkan Barat, Harusnya Diperlakukan sebagai Hadiah
Kompas dunia | 10 Juni 2023, 10:39 WIBMINSK, KOMPAS.TV - Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, mengungkapkan bahwa Barat diuntungkan atas invasi Rusia ke Ukraina.
Pada Jumat (9/6/2023), sekutu Presiden Rusia, Vladimir Putin tersebut malah menegaskan Barat seharusnya memperlakukan invasi Rusia itu sebagai hadiah.
Lukashenko merupakan sekutu Putin yang terus mendukungnya selama invasi Rusia ke Ukraina sejak Februari 2022.
Ia baru-baru ini mencoba untuk mendapatkan anggota tambahan untuk aliansi kecil mereka, dengan mengatakan setiap negara yang bergabung akan diberikan senjata nuklir.
Baca Juga: Waduh, Donald Trump Ternyata Miliki Dokumen Rahasia Nuklir AS, Ada yang Disimpan di Kamar Mandi
Selain itu, Belarusia akan segera menyimpan hulu ledak nuklir Rusia untuk pertama kalinya sejak jatuhnya Uni Sovyet.
Barat, terutama NATO dengan cepat melawan usaha militer Rusia di Ukraina.
Hal itu telah menyebabkan sanksi yang tak terhitung jumlahnya terhadap Moskow, dan periode baru dukungan internasional yang tak tergoyahkan untuk Ukraina.
Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden pun mengumumkan pada akhir Februari bahwa NATO saat ini lebih kuat dari sebelumnya.
Lukashenko menegaskan bahwa mereka bisa seperti itu saat ini berkat invasi Rusia dan seharusnya berterima kasih.
“Ayo hadapi. Kami memberikan mereka (Barat) hadiah, ketika kami terjebak di Ukraina,” ujar Lukashenko pada pertemuan Dewan Keamanan Organisasi Kerja Sama Keamanan Kolektif (CSTO), aliansi setara NATO dikutip dari Newsweek.
Baca Juga: Putin Klaim Serangan Balik Ukraina Dimulai, Hasilnya Kekalahan Ukraina di Semua Front, Kiev Bungkam
“Ini jelas hadiah bagi mereka. Dan di sini mereka bergantung padanya untuk membuat kita bertekuk lutut,” tambahnya.
Lukashenko juga mengungkapkan pada pertemuan itu bahwa fokus utama Barat bukanlah Rusia melainkan China.
Belarusia sendiri merupakan salah satu tempat bagi tentara Rusia untuk masuk ke dalam Ukraina pada awal penyerangan.
Negara itu juga disebut mengizinkan Rusia menggunakan wilayahnya sebagai markas komando dari apa yang disebut sebagai operasi militer khusus.
Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada
Sumber : Newsweek