> >

Proses Pencarian Korban Gempa Turki Terhambat Aksi Kekerasan dan Penjarahan, Libatkan Senjata Api

Kompas dunia | 12 Februari 2023, 19:39 WIB
Warga berjalan melewati sebuah bangunan yang runtuh akibat gempa di Nurdagi, Turki bagian tenggara, Kamis, 9 Februari 2023. Petugas pencarian dan penyelamatan yang diterjunkan ke Turki melaporkan insiden-insiden kekerasan yang menghambat proses pencarian korban gempa. (Sumber: AP Photo/Petros Giannakouris)

ANKARA, KOMPAS.TV - Petugas pencarian dan penyelamatan yang diterjunkan ke Turki melaporkan insiden-insiden kekerasan yang menghambat proses pencarian korban gempa. Selain insiden penyerangan, aksi penjarahan juga dilaporkan terjadi di sejumlah tempat.

Per Sabtu (11/1/2023), Angkatan Bersenjata Austria dan Tim SAR Jerman mengaku telah menangguhkan proses pencarian di Turki karena terjadi bentrokan-bentrokan antara kelompok-kelompok yang tidak teridentifikasi.

Baca Juga: Korban Jiwa Gempa Turki-Suriah Tembus 28.000, PBB: Jumlahnya Mungkin Bisa Capai Dua Kali Lipat

Letkol Pierre Kugelweis, seorang juru bicara Angkatan Bersenjata Austria, menyebut pertengkaran antarkelompok di Provinsi Hatay, salah satu daerah terdampak gempa paling parah, membuat personel Austria mesti berlindung di kamp.

"Terdapat penyerangan yang meningkat antara faksi-faksi di Turki. Peluang menyelamatkan korban tidak sebanding dengan risiko keamanan," kata Letkol Kugelweis, dikutip The Guardian.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Turki menyebut pihak Austria bersedia melanjutkan proses pencarian usai Ankara menjamin keamanan personel.

Di lain pihak, tim SAR Isar Jerman dan Dinas Bantuan Teknis Federal Jerman (TSW) juga mengumumkan telah menangguhkan operasi karena alasan keamanan.

"Ada semakin banyak laporan bentrokan antara faksi-faksi yang berbeda, tembakan (senjata api) juga ada," kata manajer operasi Isar, Steven Bayer.

Pada Sabtu, otoritas Turki melaporkan telah menangkap 48 orang atas dugaan tindak pidana penjarahan. Aparat turut menyita senjata api, uang tunai, perhiasan, dan kartu bank di tangan penjarah.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan belum berkomentar atas sejumlah insiden kekerasan dan penjarahan di Hatay.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : The Guardian


TERBARU