Spanyol Wajibkan Pelancong dari China Negatif Covid-19 dan Sudah Vaksinasi Penuh, Uni Eropa Waspada
Kompas dunia | 31 Desember 2022, 05:05 WIBMADRID, KOMPAS.TV - Pelancong dari China ke Spanyol akan diminta menunjukkan hasil tes negatif Covid-19 atau membuktikan sudah divaksinasi penuh, kata pejabat tinggi kesehatan Spanyol, Jumat (30/12/2022). Sementara, kepala kesehatan Uni Eropa menyatakan mereka harus sangat waspada melakukan pengurutan genom dari virus Corona yang sekarang merebak di China.
Awal bulan ini, China mulai membongkar kebijakan penguncian Covid-19 paling ketat di dunia dan pengujian ekstensif dalam perubahan kebijakan yang tiba-tiba. China juga mencabut sebagian besar pembatasan perjalanannya minggu ini.
“Di tingkat nasional, kami akan menerapkan kontrol bandara yang mewajibkan semua penumpang yang datang dari China menunjukkan hasil tes Covid-19 negatif atau bukti vaksinasi lengkap,” kata Menteri Kesehatan Spanyol Carolina Darias kepada wartawan.
Langkah baru itu muncul setelah Komite Keamanan Kesehatan Uni Eropa bertemu pada Kamis (29/12) untuk membahas strategi bersama blok tersebut untuk mengurangi penyebaran virus dengan masuknya pengunjung dari China.
Darias menambahkan, Spanyol akan berkoordinasi pada tingkat tinggi dengan negara anggota lainnya untuk mengadopsi kebijakan bersama, sambil mendorong revisi kondisi saat ini yang perlu dipenuhi oleh para pelancong yang ingin mendapatkan apa yang disebut Sertifikat Covid Digital Uni Eropa.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di China Melonjak, Obat Flu dan Pilek di Jepang, Singapura, Hong Kong Langka Diborong
Negara-negara seperti Italia, Korea Selatan, Amerika Serikat (AS), India, dan Jepang juga telah memberlakukan pengujian wajib bagi pengunjung dari China.
Pada Jumat (30/12), media pemerintah China bereaksi dengan menyatakan, persyaratan pengujian yang diberlakukan di seluruh dunia sebagai tanggapan atas gelombang infeksi yang melonjak adalah "diskriminatif".
Di Brussel, kepala kesehatan Uni Eropa (UE) Stella Kyriakides menyatakan blok tersebut harus mempertimbangkan untuk segera meningkatkan pengurutan genom infeksi Covid-19 dan pemantauan air limbah, termasuk dari bandara, untuk mendeteksi setiap varian baru, mengingat lonjakan virus di China.
Dalam sepucuk surat kepada menteri kesehatan dari 27 anggota UE, Stella Kyriakides mengatakan blok itu harus "sangat waspada".
China mencabut pembatasan perjalanan pada 8 Januari dan data epidemiologi dan pengujian yang dapat diandalkan untuk China cukup langka.
Baca Juga: Malaysia Perketat Pemeriksaan Gejala Covid-19 di Bandara dan Uji Air Limbah Pesawat dari China
Kyriakides menyarankan para menteri dalam surat itu, yang ditinjau oleh Reuters, untuk menilai praktik mereka saat ini tentang pengurutan genom virus corona "sebagai langkah segera".
Jika pengurutan telah diperkecil, negara mungkin ingin mempertimbangkan untuk menskalakannya kembali, tulisnya.
Dia menambahkan, penting untuk melanjutkan atau memulai pengawasan air limbah, termasuk air limbah dari bandara utama.
Jika varian baru muncul, maka perlu dideteksi lebih awal agar dapat bereaksi dengan cepat, tulis komisaris tersebut.
Surat komisaris tertanggal 29 Desember itu mengikuti pertemuan daring lebih dari 100 perwakilan anggota UE, badan kesehatan UE, dan Organisasi Kesehatan Dunia WHO untuk membahas cara menangani wabah di China.
Pakar kesehatan diperkirakan akan mengadakan pertemuan tanggapan krisis minggu depan, menurut sumber UE.
Baca Juga: Belum Ikuti Jejak Italia, Uni Eropa Tak Wajibkan Tes Covid pada Pendatang dari China
Italia telah mendesak seluruh Uni Eropa untuk mengikuti jejaknya dan menguji pelancong dari China. Tetapi, sebagian besar anggota UE mengatakan mereka tidak perlu melakukannya.
Kyriakides mengatakan, beberapa anggota UE telah mengusulkan langkah-langkah seperti pengujian acak terhadap para pelancong.
Spanyol mengatakan pada hari Jumat akan bergabung dengan negara lain yang menetapkan pembatasan baru dengan mewajibkan pelancong dari China untuk melakukan tes negatif atau menunjukkan bahwa mereka telah divaksinasi penuh.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa mengatakan saat ini tidak merekomendasikan tindakan terhadap pelancong dari China. Dikatakan varian yang beredar di China sudah ada di Uni Eropa.
Badan itu menambahkan bahwa warga UE memiliki tingkat vaksinasi yang relatif tinggi dan potensi infeksi impor rendah dibandingkan dengan jumlah infeksi harian di UE, dengan sistem perawatan kesehatan yang saat ini sedang mengatasinya.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV/Straits Times