Kompas TV internasional kompas dunia

Belum Ikuti Jejak Italia, Uni Eropa Tak Wajibkan Tes Covid pada Pendatang dari China

Kompas.tv - 30 Desember 2022, 09:05 WIB
belum-ikuti-jejak-italia-uni-eropa-tak-wajibkan-tes-covid-pada-pendatang-dari-china
Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni. Italia mendorong Uni Eropa untuk mengikuti jejaknya yang mewajibkan pengunjung dari China untuk melakukan tes COVID-19. Namun hingga kini kebijakan tersebut masih dikaji oleh Uni Eropa. (Sumber: AP Photo/Alessandra Tarantino)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Desy Afrianti

BRUSSELS, KOMPAS.TV - Uni Eropa (UE) hingga kini masih mengkaji perkembangan COVID-19 di China dan masih menahan diri untuk tidak mengikuti jejak Italia yang sudah lebih dulu mewajibkan tes COVID-19 bagi penumpang maskapai yang datang dari China.

Pejabat kesehatan dari 27 negara anggota UE berjanji untuk melanjutkan pembicaraan dan mencari pendekatan bersama mengenai aturan perjalanan, Kamis (29/12/2022). Namun, badan eksekutif UE mengatakan varian BF.7 omicron yang lazim di China sudah beredar di Eropa dan ancamannya belum berkembang secara signifikan.

"Namun, kami tetap waspada dan akan siap menggunakan rem darurat jika diperlukan," kata Komisi Eropa dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari The Associated Press.

Meskipun pakar virus di UE telah mengecilkan bahaya langsung dari varian baru COVID-19, namun Italia telah lebih dulu mewajibkan tes virus corona untuk semua penumpang maskapai yang datang dari China. Lebih dari 50% orang yang diperiksa setibanya di bandara Malpensa Milan dalam beberapa hari terakhir dinyatakan positif terkena virus.


 

Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni pada hari Kamis meningkatkan tekanan pada UE untuk bergabung dengan pendekatan yang dilakukan Italia. Dia mengatakan mewajibkan tes COVID untuk semua penumpang dari China hanya efektif jika diambil di tingkat Eropa. Dia mencatat bahwa banyak yang tiba di Italia dengan penerbangan lanjutan melalui negara-negara Eropa lainnya.

Baca Juga: Setelah Jepang, Kini AS Wajibkan Pengunjung dari China untuk Tes Covid-19

Mempertimbangkan keengganan dari beberapa negara dan pakar UE, komite keamanan kesehatan UE mengatakan dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan Kamis bahwa mereka perlu bertindak bersama dan akan melanjutkan diskusi tersebut.

Menunda tentu saja sesuatu yang diinginkan Jerman. "Tidak ada indikasi bahwa varian yang lebih berbahaya telah berkembang dalam wabah ini di China, yang akan menyebabkan pembatasan perjalanan yang sesuai," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Sebastian Guelde.

Pendekatan UE yang terkoordinasi diperlukan karena hampir semua negara anggota UE adalah bagian dari Wilayah Schengen Eropa yang bebas visa. Perjalanan tanpa batas berarti bahwa kewajiban tes di satu negara tidak akan efektif karena pelancong dari China dapat masuk dari negara UE lain dan menyebarkan virus.

Setelah pembatasan perjalanan yang ketat pada puncak pandemi, UE kembali ke sistem perjalanan bebas pra-pandemi musim gugur ini, tetapi negara-negara anggota sepakat bahwa "rem darurat" dapat diaktifkan dalam waktu singkat untuk menghadapi tantangan yang tidak terduga.
Baca Juga: Alasan Jepang Wajibkan Tes Covid-19 Untuk Semua Pengunjung dari China

“Pada tingkat ilmiah, tidak ada alasan pada tahap ini untuk menerapkan kembali kontrol perbatasan tertentu,” ujar Profesor Brigitte Autran, pakar vaksin untuk kementerian kesehatan Prancis.

Amerika Serikat (AS) telah mengumumkan kewajiban tes COVID-19 bagi pada pendatang dari China pada Rabu lalu. AS bergabung dengan beberapa negara Asia yang telah memberlakukan pembatasan karena lonjakan infeksi.

Jepang akan mewajibkan tes COVID-19 negatif pada saat kedatangan untuk pelancong dari China, dan Malaysia mengumumkan langkah-langkah pelacakan dan pengawasan baru. India, Korea Selatan, dan Taiwan juga telah mewajibkan tes virus untuk pengunjung dari China.



Sumber : The Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x