> >

Menlu Ukraina Sebut Serangan Rudal Rusia sebagai Barbarisme Tak Masuk Akal

Kompas dunia | 30 Desember 2022, 08:46 WIB
Warga Kiev berlindung di stasiun kereta bawah tanah di tengah serangan Rusia hari Kamis, (29/12/2022). Berbagai wilayah di Ukraina, termasuk ibukotanya, menghadapi serangan besar-besaran rudal Rusia hari Kamis (29/12/2022), menjadi gelombang serangan terbesar dalam beberapa minggu terakhir, menargetkan pembangkit listrik dan infrastruktur penting lainnya selama cuaca beku. (Sumber: AP Photo)

KIEV, KOMPAS.TV - Rudal Rusia kembali menghantam Ukraina dalam gelombang serangan terbesar dalam beberapa minggu terakhir, Kamis (29/12/2022).

Serangan ini merusak pembangkit listrik dan infrastruktur penting lainnya dalam cuaca musim dingin yang membekukan.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina Dmytro Kuleba menyebut serangan itu sebagai barbarisme yang tidak masuk akal.

Tidak ada 'netralitas' dalam menghadapi kejahatan perang massal seperti itu. Berpura-pura menjadi 'netral' sama dengan memihak Rusia," cuit Kuleba dalam akun Twitternya.

Menurut Kepala Militer Ukraina Jenderal Valerii Zaluzhnyi, Rusia menembakkan 69 rudal yang diarahkan ke fasilitas energi. Sementara itu pasukan Ukraina berhasil menembak jatuh 54 rudal. 

Pejabat lokal mengatakan serangan menewaskan sedikitnya dua orang di sekitar Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina. Serangan itu juga melukai sedikitnya tujuh orang di seluruh Ukraina, dan korban diperkirakan masih akan bertambah.

“Rusia mengirim drone peledak ke wilayah tertentu semalam sebelum memperluas serangan dengan rudal berbasis udara dan laut,” kata angkatan udara Ukraina.

Sirene serangan udara terdengar di seluruh negeri, dan militer mengaktifkan sistem pertahanan udara di Kiev.

Baca Juga: Rusia Hujani Ukraina dengan Rentetan Serangan Rudal, Moskow dan Kiev Terkunci Perang yang Melelahkan

Kementerian pertahanan Ukraina mengatakan serangan itu merusak 18 bangunan tempat tinggal dan 10 infrastruktur penting di 10 wilayah.

Seperti diketahui, Rusia telah menyerang kekuatan Ukraina dan pasokan air hampir setiap minggu sejak Oktober. Sementara itu pasukan daratnya berjuang untuk bertahan dan maju.

Walikota Vitali Klitschko memperingatkan akan dilakukan pemadaman listrik di ibu kota dan meminta warga untuk menimbun air dan mengisi daya perangkat elektronik mereka.

Di Distrik Bortnychi, Kiev tenggara, sebuah ledakan meratakan setidaknya satu rumah dan memecahkan pintu, atap, dan jendela beberapa rumah lainnya di dekatnya.

 

Yana Denysenko memeriksa pecahan kaca di dalam rumah kakek neneknya untuk mengumpulkan barang-barang pribadi.

Meskipun dia tidak tinggal di sana, dia segera datang setelah ledakan dan menemukan ibu, saudara perempuan, dan keponakannya yang berusia 14 tahun terluka.

Denysenko memeluk neneknya yang menangis, Anhelina, yang sedang bekerja saat ledakan terjadi.

“Saya takut melihat semua ini, berapa banyak ibu yang menangis?” ujar Anhelina. ""Saya ingin anak-anak saya sembuh," ujarnya.

Baca Juga: Ukraina Impor 1.400 Drone Tempur untuk Pengintaian dan Pencegatan Drone Pengebom Rusia

Setelah lebih dari 10 bulan pertempuran, Rusia dan Ukraina terkunci dalam pertempuran yang melelahkan.

Militer Ukraina telah merebut kembali petak wilayah yang diduduki Rusia di timur laut dan selatan negara itu, dan terus melawan upaya gigih Rusia untuk merebut semua wilayah industri Donbas di timur.

Pada saat yang sama, Moskow telah menargetkan fasilitas listrik Ukraina dan infrastruktur utama lainnya dalam upaya untuk melemahkan tekad negara tersebut dan memaksanya untuk bernegosiasi dengan persyaratan Rusia. 
 

Penulis : Tussie Ayu Editor : Gading-Persada

Sumber : The Associated Press


TERBARU