> >

Inggris Genting Krisis Politik, PM Truss Makin Diujung Tanduk dan Punya 12 jam Membalikkan Kekacauan

Kompas dunia | 20 Oktober 2022, 15:44 WIB
PM Liz Truss di parlemen hari Rabu, (19/10/2022). Pemerintahannya pada hari Kamis, (20/20/2022) makin diujung tanduk setelah seorang menteri seniornya mundur dengan kecaman pedas atas pemerintahannya, diperparah kekacauan dalam sidang parlemen. (Sumber: House of Commons via AP)

Braverman digantikan Grant Shapps sebagai menteri dalam negeri, posisi yang bertanggung jawab atas imigrasi, hukum dan ketertiban.

Truss menghadapi lebih banyak gejolak di Parlemen Rabu malam pada pemungutan suara atas fracking untuk gas serpih, sebuah praktik yang Truss ingin lanjutkan meskipun ada ketidaksetujuan dari banyak kalangan Konservatif.

Dengan mayoritas kubu Konservatif di Parlemen, seruan oposisi untuk larangan fracking dengan mudah dikalahkan, tetapi beberapa anggota parlemen sangat marah karena Whip Partai Konservatif mengatakan pemungutan suara akan diperlakukan sebagai mosi kepercayaan, yang berarti pemerintah akan jatuh jika mosi tersebut disahkan.

Ada adegan kemarahan di House of Commons, dengan Whip partai Konservatif dituduh menggunakan taktik tangan besi untuk mendapatkan suara.

Baca Juga: Pertahanan Inggris Jebol, Inflasinya Menembus 10 Persen Tertinggi dalam 40 tahun Dipicu Harga Pangan

Jutaan warga biasa Inggris mengurangi frekuensi makan setiap harinya dalam krisis biaya hidup saat ini, ditambah tingginya harga utilitas energi akibat perang di Ukraina (Sumber: Daily Mail)

Anggota parlemen Partai Buruh Chris Bryant mengatakan dia "melihat anggota secara fisik dianiaya ... dan diintimidasi."

Pejabat konservatif membantah telah terjadi penganiayaan.

Desas-desus beredar bahwa Ketua Konservatif Whip Wendy Morton, yang bertanggung jawab atas disiplin partai dan wakilnya mengundurkan diri.

Beberapa jam kemudian, kantor Truss mengatakan keduanya tetap bekerja di posisi masing-masing di parlemen.

Perkembangan dramatis ini terjadi beberapa hari setelah Truss memecat menteri Keuangannya, Kwasi Kwarteng hari Jumat setelah paket ekonomi yang diungkapkan PM dan Menkeu pada 23 September membuat takut pasar keuangan dan memicu krisis ekonomi dan politik.

Rencana pemotongan pajak yang tidak didanai sebesar 45 miliar pound atau setara $50 miliar dollar AS memicu gejolak di pasar keuangan, memukul nilai pound dan meningkatkan biaya pinjaman pemerintah Inggris.

Baca Juga: Kebijakan PM Konservatif Perparah Krisis Ekonomi Inggris, Oposisi: Saatnya Partai Buruh Memimpin

Warga berunjuk rasa di depan kantor penyedia listrik Organ di Glasgow, meminta penurunan tarif listrik. Saat ini banyak warga Inggris dikabarkan memilih mengurangi makan agar bisa menyalakan pemanas ruang jelang musim dingin. (Sumber: Financial Times. )

Bank of England terpaksa melakukan intervensi untuk mencegah krisis ekonomi menyebar lebih luas dan menempatkan dana pensiun dalam risiko.

Pada hari Senin, pengganti Kwarteng, Menteri Keuangan Jeremy Hunt, membatalkan hampir semua pemotongan pajak Truss, bersama dengan kebijakan energi andalannya dan janjinya untuk tidak ada pemotongan pengeluaran publik.

Dia mengatakan pemerintah perlu menghemat miliaran pound dan ada "banyak keputusan sulit" yang harus dibuat sebelum dia menetapkan rencana fiskal jangka menengah pada 31 Oktober.

Berbicara kepada anggota parlemen untuk pertama kalinya sejak membalikkan keputusan, Truss meminta maaf pada hari Rabu dan mengakui dia telah membuat kesalahan selama enam minggu menjabat, tetapi bersikeras bahwa dengan mengubah arah dia "mengambil tanggung jawab dan membuat keputusan yang tepat demi kepentingan stabilitas ekonomi negara.”

Anggota parlemen oposisi berteriak "Mundur!" saat dia berbicara di House of Commons.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU