> >

Kisah El Chapo, Bandar Narkoba Meksiko yang Membuat Polisi, Jaksa dan Tentara Tak Punya Wibawa

Kompas dunia | 16 Oktober 2022, 07:20 WIB
Dua prajurit marinir Meksiko, menggiring gembong kartel obat bius Sinaloa, Joaquin El Chapo Guzman yang dibekuk di kota Mazatlkan, Meksiko, Sabtu (22/2/2014).( Sumber:RONALDO SCHEMIDT / AFP)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Joaquin "El Chapo" Guzman adalah gembong narkoba asal Meksiko yang terkenal dengan kebengisannya. Namun yang membuat dia sangat berkuasa adalah karena berhasil "menguasai" polisi, jaksa dan tentara dengan uang suapnya. "El Chapo" adalah sapaan yang artinya "Si Pendek" merujuk kepada bentuk tubuhnya yang bogel.

Ketika berhasil dibekuk, dia tidak diadili di negaranya, tapi harus dibawa ke pengadilan federal Brooklyn, New York, AS, pada 2018 silam setelah berkali-kali berhasil kabur dari penjara.

Dari persidangan inilah, terungkap kehebatan sang bandar dalam mengendalikan bisnis barang haramnya. Hal itu disampaikan saksi kunci Jesus "El Rey" Zambada.

Kehebatan El Chapo adalah menyuap aparat penegak hukum sehingga bisnisnya lancar tanpa gangguan. Dalam sidang Jesus menjelaskan, kartel Sinaloa yang dipimpin El Chapo, mengucurkan suap hingga USD300.000 atau sekitar Rp4,3 miliar di Meksiko saja. 

Baca Juga: Pernah Vonis Mati Bandar Narkoba di Tahun 2017, Kini Morgan Simanjuntak Tangani Kasus Ferdy Sambo

Uang itu digunakan untuk memastikan agar pengiriman kokain yang berasal dari Kolombia menuju ke Amerika Serikat lewat Meksiko bisa berlangsung dengan lancar. 

Jesus Zambada, yang bekerja untuk kartel Sinaloa dari 1987 hingga penangkapannya pada 2008, bersaksi selama tiga hari dalam persidangan yang berlangsung empat bulan itu. 

Di pengadilan, Jesus mengatakan, sebagai kepala operasi Sinaloa di Mexico City, dia secara pribadi membayarkan suap kepada para pejabat kejaksaan agung. Dia juga menyuap anggota kepolisian federal yang mengoperasikan bandara dan jembatan, serta para petugas polisi lokal serta negara bagian.

"Interpol juga (kami suap)," kata Jesus tanpa tedeng aling-aling. Pria 60 tahun itu melanjutkan, uang suap yang diberikan kepada aparat bukan sekali dua kali, tapi rutin setiap bulan, yang jumlahnya mencapai mencapai Rp4,3 miliar setiap bulannya.

Bukan hanya itu, dia juga pernah memberi suap sebesar USD100.000 atau sekitar Rp1,4 miliar untuk Jenderal Gilberto Toledano, yang mengawasi keamanan negara bagian Guerrero.

"Saat itu saya akan mengirim kokain dari Kolombia melintasi negara bagian Guerrero dan El Chapo memerintahkan saya untuk bertemu Jenderal Toledano," ujar Jesus. 

Penulis : Iman Firdaus Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU