> >

Indonesia Siapkan Kedatangan Semua Pemimpin G20 dan Undangan, Termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin

Kompas dunia | 13 Oktober 2022, 20:13 WIB
Tuan rumah Indonesia mengantisipasi dan melakukan persiapan untuk kehadiran seluruh pemimpin negara anggota serta undangan untuk hadir secara langsung di KTT G20 bulan November, kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Kamis (13/10/2022). (Sumber: AP Photo/Firdia Lisnawati)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Indonesia yang tahun ini menjadi presiden G20 mengantisipasi dan melakukan persiapan untuk kehadiran seluruh pemimpin negara anggota serta undangan untuk hadir secara langsung di KTT G20 bulan November.

Demikian diungkapkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Kamis (13/10/2022), seperti laporan Straits Times.

Sejauh ini, belum ada negara yang memberitahu maupun mengonfirmasi ketidakhadiran pemimpin mereka, kata co-sherpa G-20 Indonesia Dian Triansyah Djani. Tetapi, Djani juga mencatat, seperti di pertemuan puncak lainnya, konfirmasi kehadiran pemimpin negara biasanya datang "pada menit terakhir".

Pertemuan kepala negara dan pemerintahan akan diadakan di Bali pada 15 dan 16 November.

Spekulasi beredar mengenai apakah Presiden Rusia Vladimir Putin akan hadir langsung di KTT G20, mengingat perang Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina.

Kremlin hari Rabu belum memberi komitmen tentang kehadiran Putin secara langsung di KTT G20

"Sejumlah besar forum internasional direncanakan untuk bulan November," kata asisten kebijakan luar negeri presiden Yuri Ushakov seperti dikutip Straits Times.

"Masih banyak waktu sebelum G20, juga sebelum forum-forum lain. Kita tunggu dan lihat saja," tambah Ushakov.

Baca Juga: Kremlin Sebut Tidak Ada Rencana Pertemuan Bilateral antara Putin dan Biden di KTT G20 di Bali

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov di pertemuan Menlu G20 di Bali, Jumat (8/7/2022). Tuan rumah Indonesia mengantisipasi dan melakukan persiapan untuk kehadiran seluruh pemimpin negara anggota serta undangan untuk hadir secara langsung KTT G20 bulan November, kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Kamis, (13/10/2022). (Sumber: Willy Kurniawan/Pool Photo via AP)

Sebelumnya pada bulan Agustus, Presiden Indonesia Joko Widodo mengatakan kepada Bloomberg bahwa baik Putin maupun Presiden China Xi Jinping mengonfirmasi kehadiran mereka di KTT G20 tersebut.

Sebagai presiden G20, Jokowi, yang khusus ke Moskow pada 30 Juni untuk menyampaikan undangan kepada Putin secara langsung, juga mengundang Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke KTT G20 walau Ukraina bukan anggota.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan pertemuan antara Putin dan Presiden AS Joe Biden di sela-sela KTT G20 akan dipertimbangkan jika ada usulan, seperti laporan kantor berita Rusia Tass, Selasa (11/10).

Ditanya apakah dia akan bertemu Putin di G20, Biden mengatakan kepada CNN pada Rabu, "Saya pikir dia melakukan kejahatan perang. Jadi saya tidak melakukannya, saya tidak melihat alasan untuk bertemu dengannya sekarang."

Sebagai tuan rumah, Indonesia juga mendapat tekanan dari beberapa negara anggota untuk mengecualikan Moskow dari KTT G20.

Namun, Presiden G20 Joko Widodo menolak desakan tersebut dan meningkatkan kampanye diplomatiknya dengan semua anggota.

Indonesia berhasil mengumpulkan semua menteri luar negeri negara anggota G20 pada 7-8 Juli, di mana Menlu Rusia Sergei Lavrov dan beberapa kritikus paling gigih Rusia terhadap perangnya di Ukraina bertemu langsung untuk pertama kalinya sejak serangan dimulai pada 24 Februari lalu.

Baca Juga: Menlu Rusia: Dialog Putin dengan Biden Berpeluang Terjadi saat KTT G20 di Bali

Tuan rumah Indonesia mengantisipasi dan melakukan persiapan untuk kehadiran seluruh pemimpin negara anggota serta undangan untuk hadir secara langsung KTT G20 bulan November, kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Kamis, (13/10/2022). (Sumber: G20 Indonesia)

Retno mengakui perbedaan dan persaingan tidak bisa dihindari dalam hubungan antar negara.

Tetapi kebijaksanaan dan tanggung jawab diperlukan untuk mencegah dampak destruktifnya terhadap kerja sama yang menguntungkan di arena internasional, tegas Retno.

"Tugas Indonesia sebagai Presiden G20 adalah mengelola dinamika yang luar biasa itu agar tidak merusak keseluruhan arsitektur G20," katanya, Kamis (13/10).

Menlu Retno juga mencatat tantangan yang disajikan oleh berbagai krisis yang dihadapi dunia, seperti Covid-19, perang di Ukraina, meningkatnya ketegangan geopolitik, serta krisis pangan, energi, dan keuangan.

"Keberhasilan G20 tidak tergantung pada satu atau dua negara, tetapi semua anggota. Kita membutuhkan tanggung jawab bersama untuk mewujudkan G20."

Indonesia mengidentifikasi tiga masalah untuk fokus bersama kelompok tahun ini, yaitu memperkuat arsitektur kesehatan global, beralih ke energi terbarukan dan meningkatkan transformasi digital.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Straits Times


TERBARU