> >

126 Mahasiswa Indonesia Rombongan Kedua yang Kembali ke China Tiba di Nanjing

Kompas dunia | 4 Oktober 2022, 02:05 WIB
Para pelajar Indonesia yang tergabung dalam kelompok terbang kedua bersiap menuju Nanjing, China, dengan menggunakan pesawat carteran milik Sriwiijaya Air dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (3/10/2022). (Sumber: ANTARA/HO-KBRI Beijing)

BEIJING, KOMPAS.TV - 126 mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam kelompok terbang kloter kedua tiba di Kota Nanjing, Provinsi Jiangsu, wilayah timur China, Senin malam, dengan menggunakan pesawat sewaan dari Sriwijaya Air.

Seperti laporan Antara, Senin (3/10/2022), pesawat bernomor penerbangan SJ-3190 tersebut mendarat di Bandara Internasional Lukou pukul 20.30 waktu setempat atau 19.30 WIB setelah terbang selama enam jam lebih dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

"Puji Tuhan, akhirnya mahasiswa kita sudah tiba lagi untuk gelombang kedua di China," kata Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun.

Ia mengaku senang karena secara bertahap mahasiswa Indonesia sudah dapat kembali ke China setelah hampir tiga tahun berada di Indonesia untuk mengikuti perkuliahan secara daring selama pandemi Covid-19.

Tercatat, hampir 965 warga negara Indonesia, secara rombongan atau sendiri-sendiri, telah kembali ke China dalam satu tahun terakhir.

"Proses untuk bisa bisa berangkat ke China masih memerlukan perizinan dari kampus dan satuan tugas kota setempat," kata Djauhari.

Baca Juga: Varian Delta Melonjak, 30 Mahasiswa Indonesia Terkurung di Kampus di Nanjing, China

Ilustrasi para mahasiswa Indonesia yang menimba ilmu di universitas di Nanjing, China. (Sumber: IndonesiaMengglobal.com)

Persetujuan tersebut, lanjut dia, menjadi persyaratan utama dalam pengajuan visa di kantor perwakilan pemerintah China di Indonesia.

Sampai saat ini, otoritas China masih menerapkan kontrol ketat antipandemi Covid-19 sesuai dengan kebijakan nol kasus secara dinamis.

Sebelum bertolak ke China, ke-126 mahasiswa itu menjalani tes PCR wajib di rumah-rumah sakit di Indonesia yang ditunjuk oleh Kementerian Luar Negeri China (MFA).

Mereka dinyatakan layak terbang setelah mengantongi kode kesehatan dari Kedutaan Besar China di Jakarta.

Para mahasiswa tersebut menempuh pendidikan di 62 perguruan tinggi yang tersebar di 32 kota di China.

Setibanya di Bandara Nanjing, mereka wajib menjalani karantina terpusat selama sepuluh hari dan tes PCR setiap dua hari sekali.

Baca Juga: Kasus Omicron Meningkat, Apa Kabar Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat?

Atase Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi KBRI Beijing Yaya Sutarya (berdiri ke-4 dari kiri) bersama para mahasiswa Indonesia di Harbin, Provinsi Heilongjiang, China, 5 Mei 2021. (Sumber: Atdikbud KBRI Beijing/mii/Antara)

Jika hasil tesnya negatif, mereka akan diizinkan untuk melanjutkan perjalanan ke kota-kota lain di China di mana mereka akan melanjutkan studi.

"Saat ini Tim KBRI Beijing dan KJRI Shanghai tengah berada di Kota Nanjing untuk membantu kelancaran proses kedatangan para mahasiswa," kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Beijing Yaya Sutarya.

KBRI Beijing bersama KJRI Shanghai berkoordinasi dengan Kantor Urusan Luar Negeri (FAO) dan Satuan Tugas Covid-19 setempat untuk memantau kedatangan dan karantina para mahasiswa itu.

Menurut Yaya, KBRI Beijing telah berkomunikasi dengan seluruh perguruan tinggi di China untuk memastikan kesediaan menerima kembali mahasiswa Indonesia yang akan melanjutkan pendidikan mereka.

"Dipastikan kampus di sini tidak ada yang menolak kehadiran mahasiswa kita," ujarnya.

Kedatangan kloter dua itu terpaut hampir sebulan dengan kedatangan 125 mahasiswa Indonesia dalam kloter pertama yang menggunakan pesawat carteran Citilink di Bandara Internasional Baiyun, Guangzhou, Provinsi Guangdong, wilayah selatan China, pada 7 September lalu.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Antara


TERBARU