> >

Kini Indonesia Salah Satu Peringkat Teratas Korban Tewas Tragedi Sepak Bola Dunia, Ini Daftarnya

Kompas dunia | 2 Oktober 2022, 13:11 WIB
Sepasang sepatu korban tragedi stadion kanjuruhan Malang. 174 orang tewas terinjak-injak menyelamatkan diri usai dihujani tembakan gas air mata. (Sumber: AP Photo/Hendra Permana)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Indonesia kini menempati salah satu peringkat teratas tragedi sepak bola dunia, namun dari jumlah korban tewas sia-sia, dengan 174 orang tewas dan ratusan orang lainnya jadi korban luka berat dan ringan menurut update terakhir Wakil Gubernur Jawa Timur, Minggu, (2/10/2022).

Tragedi itu terjadi usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam yang hanya dihadiri pendukung kesebelasan Arema.

Berikut adalah bencana besar lainnya di stadion sepak bola selama 40 tahun terakhir, dimana kini Indonesia salah satu yang teratas, namun dari jumlah korban mati sia-sia.

Bencana terbesar terjadi di Lima, Peru, tepatnya di Estadio Nacional pada 24 Mei 1964. Tragedi itu dikenal sebagai bencana sepak bola Lima, bencana terburuk dalam sejarah asosiasi sepak bola hingga saat ini.

Bencana itu terjadi di Estadio Nacional di Lima, Peru, saat pertandingan antara Timnas Peru melawan Argentina.

Keputusan yang tidak populer oleh wasit membuat marah para penggemar Peru, yang memutuskan untuk menyerbu lapangan.

Baca Juga: 5 Fakta Tragedi Sepak Bola Kanjuruhan, Korban Terbanyak Kedua Sepanjang Sejarah

Polisi Peru membalas dengan menembakkan gas air mata membabi-buta ke kerumunan, menyebabkan kepanikan dan eksodus massal.

Kematian terutama terjadi dari orang-orang yang menderita pendarahan internal atau sesak napas akibat terinjak-injak massa yang panik serta terbentur serta tergencet.

Jumlah korban tewas resmi adalah 328 orang, tetapi angka ini mungkin terlalu rendah karena kematian akibat tembakan aparat keamanan Peru tidak dihitung dalam perkiraan resmi.

Setelah insiden tersebut, keputusan dibuat untuk mengurangi kapasitas tempat duduk stadion dari 53.000 menjadi 42.000 pada tahun 1964, meskipun ini kemudian ditingkatkan menjadi 47.000 untuk Copa América 2004.

Selain itu FIFA mengeluarkan aturan yang melarang keras gas air mata digunakan untuk pengendalian massa di dalam stadion.

Di Ghana pada bulan Mei 2001, lebih dari 125 orang tewas terinjak-injak di stadion utama Accra ketika polisi menembakkan gas air mata ke arah pendukung kerusuhan di salah satu bencana sepak bola terburuk di Afrika.

Baca Juga: Ini Lokasi dan Nomor Crisis Center Kericuhan Stadion Kanjuruhan Malang

Tragedi Hillsborough Inggris yang menewaskan 96 orang akibat tergencet massa yang panim (Sumber: History Extra)

Pada April 1989 di Inggris,  96 orang pendukung Liverpool tewas tergencet dan terinjak-injak sampai mati di tribun yang penuh sesak dan berpagar di Stadion Hillsborough di Sheffield sebelum semifinal Piala FA antara Liverpool dan Nottingham Forest.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV/Australia AP/Canberra Times


TERBARU