> >

Upacara Pemakaman Kenegaraan Mantan PM Jepang Shinzo Abe Berlangsung Tegang

Kompas dunia | 27 September 2022, 12:57 WIB
Jepang hari Selasa, (27/9/2022) melakukan upacara pemakaman kenegaraan yang langka dan kontroversial untuk mantan Perdana Menteri Shinzo Abe (Sumber: AP Photo)

TOKYO, KOMPAS.TV — Jepang hari Selasa, (27/9/2022) melakukan upacara pemakaman kenegaraan yang langka dan kontroversial untuk mantan Perdana Menteri Shinzo Abe. 

Abe yang tewas terbunuh itu jadi pemimpin terlama dalam sejarah modern Jepang dan disebut salah satu yang paling memecah belah.

Seperti laporan Associated Press, Selasa, (27/9/2022), Tokyo berada di bawah keamanan maksimum, dengan protes dan amarah sebagian publik yang menentang rencana pemakaman kenegaraan.

Beberapa jam sebelum upacara, ratusan orang membawa karangan bunga mengantre di stan peletakan bunga umum di dekat taman Kudanzaka dengan antrian membentang beberapa blok.

Masayuki Aoki, seorang pemilik bisnis berusia 70 tahun, mengenang "benturan tinju" dengan Abe ketika dia datang ke Yokohama, dekat rumahnya, untuk berkampanye hanya beberapa hari sebelum dia terbunuh.

"Saya terikat secara emosional dengannya dan saya juga mendukung LDP," katanya. "Aku harus datang untuk memberinya karangan bunga."

Masae Kurokawa, 64 tahun, yang juga meletakkan karangan bunga untuk Shinzo Abe, memujinya sebagai "sosok hebat yang membawa Jepang kembali ke tingkat internasional."

Baca Juga: Jepang Murka Tuntut Rusia Minta Maaf karena Tahan dan Tuduh Diplomatnya Lakukan Spionase

Warga Jepang mengantri untuk meletakkan karangan bunga untuk mantan PM Shinzo Abe yang dibunuh (Sumber: AP Photo)

Wakil Presiden AS Kamala Harris, Perdana Menteri India Narendra Modi, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan pejabat asing lainnya termasuk di antara 4.300 orang yang menghadiri pemakaman.

Tapi partai-partai oposisi politik utama Jepang tidak, penentang mengatakan acara tersebut adalah pengingat bagaimana pemerintah imperialis sebelum perang menggunakan pemakaman kenegaraan untuk mengipasi nasionalisme.

Sementara Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan Abe layak mendapatkan pemakaman kenegaraan.

Pemerintah Jepang juga menyatakan bahwa upacara tersebut tidak dimaksudkan untuk memaksa siapa pun untuk menghormati Abe.

Namun, sebagian besar pemerintah prefektur berencana mengibarkan bendera nasional setengah tiang dan mengheningkan cipta.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU