> >

Penampakan Ruang Penyiksaan Rusia di Ukraina, Disebut Tempat Pasukan Putin Siksa Warga Sipil

Krisis rusia ukraina | 25 September 2022, 11:51 WIB
Ruang penyiksaan warga sipil yang digunakan tentara Rusia di wilayah pendudukan di Kharkiv, Ukraina. (Sumber: Kantor Kejaksaan Agung Ukraina Via Daily Star)

KHARKIV, KOMPAS.TV - Pejabat Ukraina telah merilis foto yang menggambarkan penampakan dari dua ruang penyiksaan Rusia di wilayah yang diduduki di Ukraina.

Pada Selasa (20/9/2022), Kantor Kejaksaan Agung Ukraina mengungkapkan adanya inspeksi ke dua tempat di Kozahca Lopan, sebuah desa di wilayah Kharkiv.

Mereka mengungkapkan di sana terdapat tempat di mana tentara Rusia menyiksa warga sipil selama masa pendudukan.

“Para penjajah telah menyiapkan sebuah ruang penyiksaan di rubahan dari stasion kereta dan toko setempat,” bunyi pernyataan pejabat Kejaksaan Agung Ukraina pada postingan Telegram dikutip dari Daily Star.

Baca Juga: Wow! PM Israel Akui Palestina dan Setujui Solusi Dua Negara, Tapi Dibalas Sinis

“Militer Rusia secara paksa menahan orang-orang, menjadikan mereka sasaran penyiksaan, kekerasan fisik dan psikologi,” tambahnya.

Aparat penegak hukum Ukraina saat ini tengah berusaha melacak lebih banyak lagi korban dan mengumpulkan bukti-bukti.

Mereka berharap suatu hari akan membawa keadilan pada militer yang dipimpin Presiden Rusia, Vladimir Putin itu.

Pada postingan Telegram kedua, mereka mengonfirmasikan bahwa ruang penyiksaan itu disiapkan oleh tentara Rusia saat menduduki wilayah tersebut.

“Di dalam ruangan semi-rubanah, mereka menyiksa dan melakukan kekerasan terhadap orang-orang secara fisik dan psikologi,” bunyi laporan mereka.

“Di dalam sel yang bisa berisi emat orang, militer Rusia menahan lebih dari 20 orang. Menurut korban, mereka tidur bergantian karena tak ada ruang,” tambahnya.

Vitaly Oliia, 40 tahun, merupakan salah satu penduduk sipil Kozacha Lopan yang disiksa tentara Rusia.

Baca Juga: Rusia Ejek Barat, Sebut Usaha Mengucilkan Rusia Telah Gagal

Berbicara kepada Kyiv Independent, 10 hari setelah dibebaskan pada 11 September, Oliia mengklaim dirinya ditahan karena sebelumnya bertugas di militer Ukraina.

Setelah mengalami sejumlah pukulan, ia pun dipindahkan ke ruangan penyiksaan dengan mata tertutup.

“Saat saya diikat, mereka menurunkan celana dan celana dalam saya. Saya mereka meletakkan sesuatu di kemaluan saya,” ujarnya.

Sebuah kawat kemudian melilit di paha kanannya, dan ia disetrum selama sekitar satu jam.

“Tak bisa dilukiskan, setiap inci dari diri saya menderita,” ujarnya.

Setelah sekitar 30 menit, Oliiski mengatakan kulitnya mulai mengeluarkan asap.

“Saat mereka selesai, kulit di kaki saya, tempat kawat mengalir terasa renyah saat disentuh, seperti babi panggang,” tuturnya.

Ia kemudian dipaksa mengaku membunuh warga sipil Rusia di video yang masih beredar di media sosial Rusia.

Baca Juga: Kadyrov Diyakini Miliki Rencana Berani Menolak Perintah Putin, Disebut Demi Memerdekakan Chechnya

Ia pun kemudian menghabiskan lebih banyak waktu di fasilitas interogasi lebih besar, dengan sebutan Zero, di mana ia mampu mendengar orang yang disiksa di ruangan sebelahnya.

Ia kemudian dibebaskan setelah sebulan, untuk menyediakan ruang untuk tahanan baru.

Rusia sendiri selama ini selalu menegaskan bahwa serangan yang mereka sebut sebagai operasi militer khusus hanya menyasar ke fasilitas militer Ukraina.

Rusia selalu membantah menargetkan warga sipil, meski bukti yang ada kerap berlawanan.

Penulis : Haryo Jati Editor : Purwanto

Sumber : Daily Star


TERBARU