> >

"Saya Tidak Mau Mati", Kisah Mereka yang Kabur dari Rusia untuk Hindari Mobilisasi Perang Ukraina

Krisis rusia ukraina | 23 September 2022, 06:40 WIB
Warga Rusia yang baru tiba di Yerevan, Armenia, pada 21 September 2022. (Sumber: AFP via Straits Times)

Kremlin hari Kamis menepis laporan "palsu" bahwa orang-orang Rusia yang memenuhi syarat untuk dimobilisasi bergegas untuk keluar. "Banyak informasi palsu muncul tentang ini," kata juru bicara Dmitry Peskov.

Tetapi penerbangan dari Rusia hampir sepenuhnya dipesan untuk minggu depan ke kota-kota di negara-negara bekas Soviet terdekat seperti Armenia, Azerbaijan, Georgia, Kazakhstan, Kirgistan, dan Tajikistan.

Perintah mobilisasi parsial tentara tempur dari Putin tidak hanya memicu tanda untuk keluar Rusia, namun ada juga protes.

Polisi menangkap lebih dari 1.300 orang pada hari Rabu pada unjuk rasa menentang mobilisasi di seluruh Rusia, menurut satu kelompok pemantau protes, OVD-Info. Di jejaring sosial, ada kekhawatiran Rusia akan menutup perbatasannya.

Tetapi Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser mengatakan pada hari Kamis bahwa para pembelot Rusia bisa "mendapatkan perlindungan internasional" di negaranya.

Baca Juga: Konflik Rusia dan Ukraina Memanas, Indonesia Masih Lakukan Penilaian terkait Eskalasi

Antrean mobil Rusia di perbatasan Georgia, 21 September 2022. Keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin minggu ini untuk memobilisasi tentara cadangan dilaporkan memicu eksodus baru melintasi perbatasan negara itu. (Sumber: Straits Times)

Hampir Tidak Ada yang Mendukung Perang

Otoritas perbatasan Finlandia mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka mengalami peningkatan lalu lintas dari Rusia menyusul pengumuman Putin. Tetapi ia menekankan arus masuk masih pada tingkat yang relatif rendah.

Di perlintasan perbatasan Vaalimaa di Finlandia, terlihat antrean mobil sepanjang sekitar 150 meter pada Kamis sore. "Sibuk di pagi dan malam hari, tapi sekarang mulai tenang," kata Elias Laine, seorang penjaga perbatasan di sana kepada AFP.

Seorang manajer proyek berusia 23 tahun dari Moskow mengatakan mobilisasi mendorong rencananya untuk meninggalkan Rusia pada Oktober. "Saya memenuhi syarat untuk dipanggil," jelasnya.

"Beberapa orang melakukan protes karena mereka tidak akan rugi apa-apa. Yang lain mencari undang-undang dan berbicara dengan pengacara untuk mengetahui apakah mereka dapat wajib militer," katanya.

Dan di Yerevan, seorang warga Rusia lainnya yang berhasil keluar mengatakan dia "terkejut" dengan pengumuman mobilisasi Putin.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Straits Times


TERBARU