> >

Menteri Arab Saudi kepada Gus Yahya: Kerajaan Arab Saudi Ibarat Bagian Kepala bagi Tubuh Umat Islam

Kompas dunia | 17 September 2022, 09:47 WIB
Ketum PBNU Gus Yahya bertemu Menteri Urusan Islam, Dakwah dan Penyuluhan Arab Saudi Sheikh Abdul Latif bin Abdul Aziz Al-Sheikh. (Sumber: LTN PBNU )

Sementara itu, Gus Yahya dalam pertemuan itu mengapresiasi posisi bergengsi Kerajaan Arab Saudi di dunia Islam dan kancah internasional, serta upayanya dalam melayani Islam dan umat Islam di dunia.

Apalagi, lanjutnya, Arab Saudi punya posisi historis bersama negara Indonesia sepanjang sejarah.

Gus Yahya menunjukkan keseriusan NU, organisasi yang melayani lebih dari 120 juta anggota, untuk belajar dari pengalaman Kementerian Urusan Islam Arab Saudi dalam menyebarkan moderasi beragama serta memerangi ekstremisme dan terorisme.

Dia juga menyampaikan kebanggaannya atas upaya yang dilakukan oleh Kementerian Urusan Islam, Dakwah dan Penyuluhan di bawah kepemimpinan Syekh Abdul Latif bin Abdul Azizi Al-Sheikh dalam menyebarkan moderasi dan memerangi ekstremisme.

Gus Yahya menekankan bahwa pidato yang disampaikan oleh Syekh Abdul Lathif pada Kongres Pemimpin Dunia dan Agama Tradisional sangat penting untuk mencapai perdamaian dan kerukunan, menyebarkan budaya hidup berdampingan secara damai dan menolak kekerasan.

Gus Yahya tidak lupa memuji upaya yang dilakukan oleh Kerajaan Arab Saudi dalam melayani seluruh umat manusia.

Dalam pernyataan persnya seusai pertemuan tersebut, Gus Yahya menilai Kerajaan Arab Saudi adalah negara terpenting di dunia Islam saat ini, melihat hal-hal positif yang didedikasikan kerajaan untuk masyarakat dunia. 

"Karena itu, Nahdlatul Ulama tertarik untuk menjalin kerja sama positif dan konstruktif dengan pemerintah Arab Saudi untuk kebaikan rakyat Indonesia," tutur Gus Yahya.

"Apa yang sudah dijelaskan dalam Kongres merupakan cita-cita semua bangsa dan negara yang memiliki niat baik yang sama. Kesimpulan yang telah dihasilkan Kongres itu perlu diadopsi dan diikuti oleh mereka untuk hidup di dunia yang damai dan beradab," sambungya. 

Ketua Umum PBNU itu menekankan bahwa kelompok-kelompok fanatik, teroris dan ekstremis tidak hanya terbatas pada masyarakat muslim dan dunia Islam, tetapi meluas ke seluruh umat manusia dan dunia.

Menurut dia, setiap orang memiliki tanggung jawab bersama untuk mencari solusi yang diperlukan untuk menyelesaikan fenomena ini. 

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU