> >

PBB: Anak-anak Sri Lanka Makin Terancam Tidur Kelaparan dan Kekurangan Nutrisi

Kompas dunia | 27 Agustus 2022, 04:45 WIB
Anak-anak di Sri Lanka akan tidur dalam keadaan lapar karena krisis ekonomi negara kepulauan itu, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa, Jumat (26/8/2022), memperingatkan bahwa negara-negara Asia Selatan lainnya dapat mengalami situasi memilukan yang serupa. (Sumber: Straits Times)

KOLOMBO, KOMPAS.TV - Anak-anak di Sri Lanka "akan tidur dalam keadaan lapar" karena krisis ekonomi negara kepulauan itu, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa, Jumat (26/8/2022). PBB juga memperingatkan bahwa negara-negara Asia Selatan lainnya dapat mengalami situasi memilukan yang serupa, seperti laporan Straits Times.

Sri Lanka bergulat dengan krisis ekonomi terburuk dalam sejarah setelah kehabisan mata uang asing untuk membeli impor, membuat langka persediaan makanan, bahan bakar, dan kebutuhan pokok lainnya.

Krisis ini sangat dirasakan oleh keluarga-keluarga yang "melewatkan waktu makan biasa" karena kebutuhan pokok dapur menjadi tidak terjangkau, kata George Laryea-Adjei, direktur Asia Selatan untuk badan anak-anak PBB, UNICEF.

"Anak-anak akan tidur dalam keadaan lapar, tidak yakin dari mana makanan mereka selanjutnya akan datang," katanya kepada wartawan.

Sri Lanka gagal membayar utang luar negerinya sebesar US$51 miliar pada bulan April dan saat ini sedang dalam pembicaraan bailout dengan Dana Moneter Internasional IMF.

Melonjaknya harga energi setelah serangan Rusia ke Ukraina juga menghancurkan ekonomi tetangga, dan Laryea-Adjei mengatakan negara-negara lain di kawasan itu dapat menghadapi krisis nutrisi mereka sendiri.

Baca Juga: Eks Presiden Sri Lanka Tiba di Bangkok dan Diizinkan Tinggal 90 Hari, Kediamannya Dirahasiakan

Anak-anak keturunan Tamil di Sri Lanka. Anak-anak di Sri Lanka "akan tidur dalam keadaan lapar" karena krisis ekonomi negara kepulauan itu, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa, hari Jumat (26/8/2022), memperingatkan bahwa negara-negara Asia Selatan lainnya dapat mengalami situasi memilukan yang serupa. (Sumber: HL Ananda Priyankara/One Young World)

"Kegentingan ekonomi akut dan inflasi di seluruh Asia Selatan siap mengancam kehidupan anak-anak," katanya. "Apa yang saya lihat di Sri Lanka adalah peringatan bagi negara-negara lain di Asia Selatan."

Unicef telah mengeluarkan seruan donasi sebesar US$25 juta untuk memenuhi kebutuhan mendesak setidaknya setengah dari populasi anak-anak Sri Lanka.

Pemerintah Sri Lanka bulan ini mengeluarkan seruannya sendiri untuk mengatasi penyebaran gizi buruk yang cepat di kalangan anak-anak.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Straits Times


TERBARU