> >

Korea Utara Tolak Tawaran Denuklirisasi dengan Imbalan Keuntungan Ekonomi dari Korea Selatan

Kompas dunia | 19 Agustus 2022, 22:30 WIB
Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, berpidato hari Rabu, 10 Agustus 2022. Dalam komentar hari Jumat, 19 Agustus 2022, Kim mengatakan negaranya tidak akan pernah menerima tawaran bodoh Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol manfaat ekonomi sebagai imbalan untuk langkah-langkah denuklirisasi. (Sumber: KCNA/AP Photo)

SEOUL, KOMPAS.TV Kakak perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan negaranya tidak akan pernah menerima tawaran "bodoh" dari Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol tentang keuntungan ekonomi bagi Korea Utara sebagai imbalan atas langkah denuklirisasi,  seperti laporan KCNA yang dilansir Associated Press, Jumat (19/8/2022).

Korea Utara menuduh Seoul mendaur ulang proposal yang selalu ditolak Pyongyang.

Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan media pemerintah Korea Utara, Jumat (19/8), Kim Yo Jong menekankan, negaranya tidak punya niat memberikan program senjata nuklir dan rudal balistiknya untuk kerja sama ekonomi.

"Tidak ada yang menukar takdirnya dengan kue jagung," sebutnya merujuk keuntungan ekonomi dari Korea Selatan sebagai imbalan denuklirisasi Korea Utara.

Dia mempertanyakan ketulusan seruan Korea Selatan untuk meningkatkan hubungan bilateral, sementara Korea Selatan sendiri melanjutkan latihan militer gabungannya dengan Amerika Serikat (AS). Korea Selatan juga disebutnya gagal menghentikan aktivis sipil menerbangkan selebaran propaganda anti-Pyongyang dan "limbah kotor" lainnya melintasi perbatasan mereka.

Dia juga mencemooh kemampuan militer Korea Selatan, dengan mengatakan Korea Selatan salah membaca lokasi peluncuran uji coba rudal terbaru Korea Utara pada Rabu, beberapa jam sebelum Yoon menggunakan konferensi pers untuk mendesak Pyongyang agar kembali berdiplomasi.

"Akan lebih baik bagi citranya untuk menutup mulutnya, daripada berbicara omong kosong karena tidak ada yang lebih baik untuk dikatakan," katanya tentang Yoon.

Kementerian Unifikasi Korea Selatan, yang menangani urusan antar-Korea, menyatakan "penyesalan yang kuat" atas komentar Kim Yo Jong, dan kantor Yoon meminta Pyongyang untuk "menahan diri" dan "memikirkan secara mendalam" tentang tawaran Seoul.

Baca Juga: Korea Selatan Tegaskan Tidak Berminat Bangun Senjata Nuklir Penangkal Hadapi Korea Utara

Militer Korea Utara berlatih di Paju, Korea Selatan.Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, menyampaikan pidato selama pertemuan nasional melawan virus corona, di Pyongyang, Korea Utara, pada Rabu, 10 Agustus 2022. Dalam komentar pada Jumat, 19 Agustus 2022 diterbitkan oleh media lokal, Kim mengatakan negaranya tidak akan pernah menerima tawaran bodoh Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol manfaat ekonomi sebagai imbalan untuk langkah-langkah denuklirisasi (Sumber: AP Photo)

"Sikap dari Korea Utara ini tidak hanya akan mengancam perdamaian di Semenanjung Korea, tetapi juga mengakibatkan kesulitan lebih lanjut bagi Korea Utara dengan memperburuk isolasi internasional dan situasi ekonominya," kata juru bicara Kementerian Unifikasi, Lee Hyo-jung.

Kim Yo Jong pekan lalu mengancam pembalasan "mematikan" terhadap Selatan atas wabah Covid-19 di Korea Utara, yang diklaimnya disebabkan oleh selebaran dan benda-benda lain yang dijatuhkan dari balon yang diluncurkan oleh aktivis selatan.

Pada Senin, Yoon selama pidato yang disiarkan secara nasional pada Senin mengusulkan paket bantuan ekonomi "berani" ke Korea Utara jika negara tertutup itu mengambil langkah-langkah untuk meninggalkan program senjata nuklir dan rudal balistiknya.

Tawaran bantuan besar-besaran dalam makanan dan perawatan kesehatan dan modernisasi sistem pembangkit listrik, pelabuhan laut dan bandara tidak jauh berbeda dari proposal Korea Selatan sebelumnya yang ditolak oleh Korea Utara.

Alih-alih menerima tawaran itu, Kim Jong-un justru memperlaju program senjata nuklirnya yang dianggap sebagai satu-satunya instrumen bagi kemaslahatan Korea Utara.

Kim Yo Jong, salah satu pejabat paling berkuasa di pemerintahan saudara laki-lakinya yang mengawasi urusan antar-Korea, mengatakan Presiden Yoon menunjukkan "absurditas" pada tawarannya, dengan mengatakan tawaran itu tidak realistis karena menciptakan "ladang murbei di lautan biru gelap."

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU