> >

Mengejutkan, Tentara Rusia Ungkap Apa yang Terjadi di Ukraina: Tak Ada Keadilan di Perang Ini

Krisis rusia ukraina | 18 Agustus 2022, 12:59 WIB
Tentara Rusia, Pavel Filatyev secara mengejutkan mengungkapkan apa yang terjadi di Ukraina dan mengutuk keras penyerangan ke Ukraina. (Sumber: The Guardian)

“Kami ketika itu tengah berlindung di bawah tembakan artilei di Mykolaiv,” tuturnya.

Baca Juga: Dituduh Maling Komputer hingga Makanan, 8 Serdadu Rusia Dibidik Dinas Intelijen Ukraina

“Pada titik itu saya pikir yang kami lakukan omong kosong, untuk apa kami melakukan perang ini? Saya pun berpikir, ‘Tuhan, jika saya selamat, saya akan melakukan segalanya untuk menghentikan ini’,” ucapnya.

Ia pun menghabiskan 45 hari menulis memoarnya dari konflik, memecahkan sebuah sumpah untuk diam di mana bahkan kata perang telah dibuang di depan umum.

“Saya tidak bisa tinggal diam lebih lama lagi, meski saya tahu mungkin tidak akan mengubah apa pun, dan mungkin saya telah bertindak bodoh untuk membuat diri saya dalam begitu banyak masalah,” ujarnya.

Filatyev mengatakan jari-jarinya gemetar karena stres saat ia menyalakan rokok.

Filatyev yang bertugas di Resimen Pengawal Serangan Udara ke-56 yang berbasis di Krimea, mengungkapkan bagaimana ia kelelahan dan unitnya yang tak lengkap menyerbu ke daratan Ukraina.

“Saya memerlukan waktu berpekan-pekan untuk mengerti bahwa tak ada perang di wilayah Rusia, dan bahwa kita hanya menyerang Ukraina,” tuturnya.

Baca Juga: Wow, China dan Rusia Bergabung untuk Latihan Militer, Upaya Hadapi AS dan Sekutunya?

Pengungkapkan ini jelas membuat Filatyev terancam, karena Rusia telah melakukan pelarangan terkait pemberitaan di Ukraina yang menyudutkan pemerintah.

Ia pun diminta untuk meninggalkan Rusia, namun Filatyev merasa berat untuk melakukannya.

“Mengapa saya harus meninggalkan negara saya hanya karena mengatakan yang sebenarnya tentang apa yang telah diubah orang-orang itu kepada tentara kita,” ujarnya.

“Saya diliputi emosi bahwa saya harus meninggalkan negara sendiri,” ujarnya.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : The Guardian


TERBARU