> >

Berdiskusi dengan Mahasiswa Australia, Zelenskyy: Jangan Sampai China Bantu Rusia Perangi Ukraina

Krisis rusia ukraina | 4 Agustus 2022, 02:05 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy hadir secara virtual dalam diskusi daring yang diselenggarakan Universitas Nasional Australia di Canberra, Rabu (3/8/2022). (Sumber: Tracey Nearmy/Universitas Nasional Australia via AP)

CANBERRA, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyatakan bahwa jangan sampai China membantu Rusia dalam memerangi negaranya. Hal tersebut disampaikan Zelenskyy dalam forum diskusi yang digelar Universitas Nasional Australia di Canberra, Rabu (3/8/2022).

Zelenskyy menekankan, Beijing setidaknya mesti bersikap netral tentang perang Rusia-Ukraina. Ia pun mengaku lebih ingin pemerintahan Xi Jinping bergabung dengan negara seperti Amerika Serikat (AS) dan Australia yang mengutuk agresi militer Rusia.

Pernyataan Zelenskyy itu menanggapi pertanyaan seorang mahasiswa yang minta pendapatnya tentang sikap China. 

“Untuk sekarang, China bersikap seimbang dan memang menganut netralitas. Dan, saya akan jujur, netralitas ini lebih baik daripada China membantu Rusia,” kata Zelenskyy dalam forum itu sebagaimana dikutip Associated Press.

“Penting bagi kami bahwa China tidak membantu Rusia,” sambung presiden berusia 44 tahun tersebut.

Baca Juga: Saat Presiden Jokowi Cerita Isi Pertemuannya dengan Zelenskyy dan Putin

Beijing sendiri selama ini selalu menolak mengkritik invasi Rusia ke Ukraina. Namun, China juga enggan menyebut tindakan Rusia sebagai “invasi”, diyakini segan terhadap Moskow.

Di lain sisi, China mengutuk sanksi-sanksi Barat ke Rusia dan menuduh AS serta sekutunya memprovokasi Rusia.

Presiden Xi Jinping telah menyatakan bahwa sanksi Barat dapat menjadi “pedang bermata dua.” Tren sanksi juga disebutnya bisa merusak ekonomi global dan arus finansial.

Zelenskyy diketahui pernah mengisi forum diskusi di dua negara sebelum ini, yakni di Jepang pada Juli dan Kanada pada Juni.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU