> >

Kontroversial! Jam Tangan Adolf Hitler Terjual Rp16,3 Miliar, Disambut Kemarahan Pemimpin Yahudi

Kompas dunia | 30 Juli 2022, 11:16 WIB
Jam tangan Adolf Hitler terjual 1,1 juta dolar AS (sekitar Rp16,3 miliar) pada pelelangan di Amerika Serikat. (Sumber: Alexander Historical Auctions Via BBC)

MARYLAND, KOMPAS.TV - Jam tangan yang diyakini milik pemimpin Nazi, Adolf Hitler, telah terjual senilai 1,1 juta dolar AS atau setara Rp16,3 miliar pada pelelangan di Amerika Serikat (AS).

Namun, pelelangan barang pribadi mantan Kanselir Jerman tersebut disambut kemarahan para pemimpin Yahudi.

Jam tangan Huber, yang memiliki tanda swastika dan ukiran inisial AH, telah dijual kepada seorang penawar tertinggi yang minta dirahasiakan.

Pelelangan tersebut dilakukan di Alexander Historical Auctions, Maryland.

Baca Juga: Rusia Sesumbar Punya Hubungan Baik dengan Negara-Negara Afrika, Tuduh Hasutan Barat Tak Mempan

Dilansir BBC, Sabtu (30/7/2022), pihak pelelang yang juga pernah menjual memorabilia Nazi sebelumnya, mengungkapkan bahwa apa yang mereka lakukan bertujuan melestarikan sejarah.

Adolf Hitler memimpin Nazi Jerman pada 1933 hingga 1945, mengatur pembunuhan sistematis terhadap 11 juta orang, enam juta di antaranya dibunuh karena orang Yahudi.

Dalam katalog produk disebutkan jam itu berkemungkinan diberikan sebagai hadiah ulang tahun kepada pemimpin fasis tersebut pada 1933, tahun ketika ia menjadi Kanselir Jerman.

Penilaian yang dilakukan rumah lelang itu menyebutkan bahwa jam tangan itu diambil sebagai suvenir ketika sekitar 30 tentara Prancis menyerbu Berghof, tempat peristirahatan Hitler di daerah pegunungan pada Mei 1945.

Namun sebuah surat terbuka yang ditandatangani 34 pemimpin Yahudi menggambarkan penjualan jam itu sebagai sesuatu yang mengerikan.

Surat tersebut juga meminta agar barang-barang Nazi ditarik dari pelelangan.

Ketua Asosiasi Yahudi Eropa, Rabbi Menachem Margolin, mengatakan transaksi itu merupakan dukungan bagi mereka yang mengidealkan apa yang diperjuangkan partai Nazi.

“Meski jelas pelajaran sejarah perlu dipelajari, dan artefak Nazi yang sah memang termasuk di museum atau tempat-tempat pendidikan tinggi, barang-barang yang Anda jual jelas tidak,” tulisnya.

Baca Juga: Tak Bisa Bayar Utang Rp8 Juta yang Berbunga Jadi Rp287 Juta, Perempuan Thailand Ini Digampar Durian

Namun sebelum pelelangan diselenggarakan, Alexander Historical Auctions menegaskan apa yang mereka lakukan bertujuan melestarikan sejarah.

Selain itu, sebagian besar barang yang terjual, disimpan dalam koleksi pribadi atau disumbangkan ke museum Holocaust.

“Apakah sejarah baik atau buruk, itu harus dilestarikan,” kata Wakil Presiden Senior Mindy Greenstein kepada Deustche Welle.

“Jika Anda menghancurkan sejarah, tidak ada bukti bahwa itu pernah terjadi,” tuturnya.

Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : BBC


TERBARU