> >

Italia Membuka Koridor Kemanusiaan untuk 300 Pengungsi Afghanistan

Kompas dunia | 26 Juli 2022, 06:42 WIB
Badan amal Jerman Sea-Watch 3 dengan 444 orang di dalamnya di laut Mediterania pada Minggu, 24 Juli 2022. Kapal-kapal di Laut Mediterania telah menyelamatkan lebih dari 1.100 orang yang berjuang untuk mencapai Eropa dengan kapal penyelundup reyot dan menemukan lima mayat. Kini Italia membuka koridor kemanusiaan yang menerima 300 pengungsi Afghanistan. (Sumber: Nora Boerding/Sea-Watch via AP.)

MILAN, KOMPAS.TV — Kelompok pertama dari sekitar 300 pengungsi Afghanistan tiba di Roma pada Senin (25/7/2022). Penerimaan ini merupakan koridor kemanusiaan baru yang diselenggarakan oleh pemerintah Italia, badan amal dan organisasi internasional. 

Koridor kemanusiaan bertujuan untuk membawa pengungsi tambahan dan warga Afghanistan yang dianiaya setelah penarikan pasukan Amerika Serikat (AS) pada Agustus lalu. 

Ribuan warga Afghanistan dievakuasi setelah jatuhnya Kabul. Kementerian Luar Negeri Italia mengatakan, koridor yang diperkirakan akan menerima 1.200 pengungsi Afghanistan dari Iran, Pakistan dan negara-negara tetangga lainnya, akan diprioritaskan untuk perempuan dan anak-anak.

Sembilan pengungsi Afghanistan pertama tiba dengan penerbangan dari Teheran. 200 lainnya terbang dari Islamabad pada hari Rabu dengan kelompok ketiga tiba dari Teheran pada hari Kamis.

Baca Juga: Perdana Menteri Italia Mario Draghi Mengundurkan Diri, Tetap Menjabat Sampai Ada Pemerintahan Baru.

Pada saat yang sama, jumlah pengungsi Afghanistan yang mengambil rute penyelundupan meningkat, dengan sekitar 3.280 tiba di Italia melalui laut sepanjang tahun ini, menurut badan pengungsi PBB. Organisasi Internasional untuk Migrasi mengatakan warga Afghanistan adalah warga negara teratas yang berani menempuh rute Laut Mediterania yang berbahaya ke pantai Eropa, dengan 8.121 kedatangan hingga Jumat lalu.

Kedua organisasi terlibat dalam mengatur transfer koridor, bersama dengan kementerian luar negeri dan dalam negeri Italia dan badan amal termasuk Komunitas Sant'Egidio dan Caritas.

Italia telah mencoba selama beberapa tahun untuk mengatur koridor kemanusiaan sehingga orang yang melarikan diri dari konflik, penganiayaan atau situasi serius lainnya akan memiliki alternatif untuk diselundupkan oleh pedagang manusia.

Tetapi jumlah mereka yang dapat mencapai negara lain melalui koridor ini terbilang kecil jika dibandingkan dengan puluhan ribu orang yang menyelundup untuk mencapai Eropa.

Di Sisilia, pihak berwenang Italia, termasuk polisi perbatasan, ditahan dengan tuduhan penyelundupan manusia. Mereka dituduh bertanggung jawab untuk menyelundupkan lima orang asal Mesir, yang termasuk di antara 674 orang yang selamat di atas kapal penangkap ikan yang penuh sesak di Italia selatan. Tim penyelamat menemukan lima mayat di atas kapal penangkap ikan. Mereka yang meninggal menderita dehidrasi dan panas yang berlebihan.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Iman-Firdaus

Sumber : The Associated Press


TERBARU