> >

Dikunjungi Kastaf Gabungan AS, Panglima TNI Singgung Militer China: Beijing Sedikit Lebih Agresif

Kompas dunia | 25 Juli 2022, 04:25 WIB
Kastaf Gabungan AS jenderal Mark Milley berjabat tangan dengan Panglima TNI Andika Perkasa di Mabes TNI, Jakarta, Minggu (24/7/2022). Jenderal Milley menyambangi Jakarta dalam rangka safari kunjungan ke negara-negara Indo-Pasifik sebagai upaya Amerika Serikat membendung pengaruh China. (Sumber: Achmad Ibrahim/Associated Press)

Kunjungan Milley ke Jakarta merupakan lawatan Kastaf Gabungan AS ke Indonesia yang pertama kalinya sejak Laksamana Mike Mullen pada 2008 silam.

Akan tetapi, para pemimpin AS rutin melawat ke kawasan Indo-Pasifik beberapa bulan belakangan. Pejabat tinggi yang berkunjung termasuk Menteri Pertahanan Lloyd Austin dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken.

Gedung Putih dilaporkan berniat meningkatkan hubungan militer dengan negara-negara Indo-Pasifik untuk membina jejaring aliansi yang lebuh kuat demi membendung pengaruh China yang semakin besar di kawasan itu.

Di lain sisi, Jenderal Milley juga menyinggung peran strategis Indonesia di kawasan Indo-Pasifik. Jakarta disebutnya merupakan mitra kunci AS di sana.

Milley pun menyampaikan keinginan Washington untuk memperkuat kerja sama militer dengan negara-negara lain di Indo-Pasifik.

“Kami ingin bekerja sama dengan mereka untuk mengembangkan interoperabilitas dan memodernisasi militer kami secara kolektif,” kata veteran Perang Irak tersebut.

Indonesia sendiri memiliki sederet kerja sama militer dengan AS. Tahun ini, Washington menyetujui penjualan armada jet tempur F-15ID senilai USD13,9 miliar ke Indonesia.

Selain itu, pada Desember 2021 lalu, saat mengunjungi Jakarta, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken meneken kesepakatan untuk meningkatkan latihan gabungan angkatan laut AS dan Indonesia.

Baca Juga: Indonesia juga Pesan 2 Kapal Selam dari Prancis, Jubir Kemenhan: Ekskalasi di Laut Natuna Meningkat

Di lain pihak, Milley juga menyinggung kans invasi China ke Taiwan serta kerja sama keamanan Beijing dengan Kepulauan Solomon, timur Papua Nugini.

Menurutnya, kerja sama dengan Solomon dapat berujung pembangunan pangkalan militer China di negara kepulauan tersebut. AS dan Australia sendiri telah menegaskan bahwa pembuatan pangkalan seperti itu di Kepulauan Solomon tidak akan ditoleransi.

“Ini adalah area tempat China berupaya memperlebar jangkauan demi kepentingan mereka sendiri. Dan lagi, ini mengkhawatirkan karena China tidak akan melakukannya karena alasan yang baik,” kata Milley.

“Mereka berusaha memperluas pengaruh di sepanjang kawasan (Indo-Pasifik). Dan itu membawa konsekuensi potensial yang tidak menguntungkan bagi sekutu-sekutu dan mitra-mitra kami di kawasan ini,” pungkasnya.

Baca Juga: China Tuduh Aliansi AUKUS Ciptakan NATO versi Asia-Pasifik: Mereka Masih Bermental Perang Dingin

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Associated Press


TERBARU