> >

Terungkap, Metanol Diduga Jadi Penyebab Kematian Misterius 21 Remaja di Klub Afrika Selatan

Kompas dunia | 20 Juli 2022, 00:30 WIB
Petugas mengevakuasi mayat dari sebuah klub malam di East London, Afrika Selatan, 26 Juni 2022. Pada Selasa (19/7/2022), petugas forensik Afrika Selatan mengumumkan penemuan zat kimia beracun metanol pada sampel darah 21 remaja yang mati misterius di klub malam itu. (Sumber: Associated Press)

JOHANNESBURG, KOMPAS.TV - Petugas forensik Afrika Selatan menemukan zat kimia beracun metanol pada sampel darah 21 remaja yang mati misterius di sebuah klub malam di East London pada Juni lalu. Metanol pun diduga bisa menjadi penyebab kematian para remaja tersebut.

Menurut laporan Associated Press, Selasa (19/7/2022), otoritas terkait tengah mengembangkan investigasi untuk mencari tahu apakah kandungan metanol pada para remaja itu cukup untuk menewaskan manusia.

“Metanol telah dideteksi dalam ke-21 individu yang berada di sana. Namun, masih harus ditunggu analisis progresif dari level kuantitatif metanolnya dan apakah itu bisa menjadi penyebab keamtian yang final,” kata dr. Litha Matiwane, wakil direktur layanan klinis Provinsi Eastern Cape, tempat kota East London berada, Selasa (19/7).

Sampel dari ke-21 jenazah remaja tersebut tengah diperiksa di sebuah laboratorium di Cape Town. Otoritas terkait masih menunggu hasil konklusif dari laboratorium sebelum menyampaikan pengumuman lebih lanjut.

Baca Juga: Misterius! 20 Remaja Tewas di Klub Malam Afrika Selatan, Tidak Ditemukan Tanda-Tanda Mencurigakan

Metanol sendiri adalah jenis alkohol yang beracun, umumnya digunakan industri sebagai pelarut, pestisida, atau bahan bakar alternatif. Zat ini tidak digunakan untuk minuman beralkohol yang dikonsumsi manusia.

Belum diketahui bagaimana para remaja itu menelan metanol di klub malam Enyobeni.

Sebelumnya, walaupun meninggalkan bekas, petugas forensik telah menyingkirkan keracunan alkohol dan penghirupan karbon monoksida sebagai penyebab kematian yang potensial. 

Sebanyak 21 remaja itu ditemukan tergeletak, sebagian sudah tewas, pada dini hari tanggal 26 Juni. Insiden ini mengejutkan Afrika Selatan dan memicu serangkaian penyelidikan oleh polisi dan otoritas perizinan minuman keras.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU