> >

Ketika Maut Mengintai di Garis Depan, Cerita Kehilangan Orang Biasa di Ukraina

Krisis rusia ukraina | 12 Juli 2022, 22:00 WIB
Viktor Kolesnik (tengah) menangisi jasad istrinya, Natalia yang terbunuh akibat serangan artileri Rusia di Kharkiv, 7 Juli 2022. Seiring perang Rusia-Ukraina yang masih berkobar, kematian orang biasa seperti Natalia Kolesnik dipastikan terus terjadi. (Sumber: Evgeniy Maloletka/Associated Press)

KHARKIV, KOMPAS.TV - Natalia Kolesnik sedang memberi makan kucing ketika bombardir artileri Rusia dimulai pada 7 Juli 2022. Peristiwa ini terjadi pada siang hari, di suatu kompleks permukiman di Kharkiv, ketika warga mulai membiasakan diri hidup dekat garis depan.

Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina dan hanya berjarak puluhan kilometer dari perbatasan Rusia, setiap hari dibayangi bunyi nyaring ledakan artileri dan serangan roket yang meledak dekat permukiman.

Sebagaimana warga Kharkiv lain, Natalia membiasakan diri hidup bersama ancaman kematian setiap hari. Namun, pada siang hari 7 Juli, di halaman rumahnya sendiri, kematian menghampiri Natalia dalam bentuk ledakan artileri.

Selain Natalia, serangan itu mengenai dua warga lain. Tiga jasad tersebut berserakan di tanah.

Baca Juga: 15 Orang Tewas Akibat Roket Rusia Hantam Apartemen di Ukraina Timur

Menurut pantauan Associated Press di lapangan, satu mayat tidak bisa dikenali. Mayat kedua, seorang perempuan dengan gaun kuning yang robek-robek, terbujur di dekat bangku yang rusak.

Di dekatnya, terdapat sekotak ceri dan apel yang ternoda oleh darah. Di dalam dompet yang tertinggal di bangku, sebuah ponsel berdering.

Natalia Kolesnik terbujur tidak jauh dari situ. Suaminya, Viktor, bergegas mendatangi lokasi dalam keadaan syok.

Viktor yang tak mau istrinya pergi, berulang kali mengelu-elus kepala Natalia.

Putra mereka, Oleksandr, merespons lebih tenang dengan meminta Viktor mengikhlaskan kepergian Natalia.

“Ayah, sudahlah. Ibu sudah tiada. Bangunlah,” kata Oleksandr sambil melihat petugas yang menunggu Viktor untuk menutup kantung mayat.

“Apakah kamu tidak mengerti?” tanya ayahnya.

“Apa yang tidak kumengerti? Ini ibuku. Tolonglah, Ayah. Tolonglah,” timpal anaknya.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU