> >

Pakar Ini Sebut Ukraina Bisa Kembangkan Senjata Nuklir untuk Gagalkan Invasi Rusia

Krisis rusia ukraina | 3 Juli 2022, 13:02 WIB
Ilustrasi senjata nuklir. Pakar menilai Ukraina bisa mengakhiri serangan Rusia dengan mengembangkan senjata nuklir. (Sumber: Russian Defense Ministry Press Service via AP, File)

LONDON, KOMPAS.TV - Seorang pakar mengungkapkan Ukraina seharusnya mulai mengembangkan senjata nuklir mereka sendiri untuk mengakhiri invasi Rusia di negara itu.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky disarankan untuk membangun senjata nuklir, atau membelinya dari negara lain.

Hal itu diungkapkan Dr Paul Maddrell, seorang pengajar sejarah dan hubungan internasional di Universitas Loughborough.

Maddrell percaya aksi yang dilakukan Presiden Rusia, Vladimir Putin adalah untuk memecah belah Ukraina.

Baca Juga: Rusia Disebut Kian Lemah dalam Tiga Bulan, Ukraina Diyakini Bisa Menang Berkat Kiriman Senjata Barat

Selain itu juga melemahkan militer Ukraina, dan menyerang balik NATO atas ekspansi mereka.

Ia pun menilai pembentukan persenjataan nuklir Ukraina bisa menjadi metode terbaik untuk mencegah Putin mengejar tujuannya tersebut.

“Jika saya Presiden Ukraina, saya akan akan mulai berpikir untuk mengembangkan senjata nuklir. Ukraina memiliki senjata nuklir pada 1990-an ketika Uni Sovyet runtuh,” ujarnya dilansir dari Daily Star.

Ia menegaskan Ukraina sebenarnya memiliki senjata nuklir, tapi telah diserahkan untuk denuklirisasi Eropa, untuk menjadikannya tempat yang lebih aman.

Baca Juga: Lagi, 2 Prajurit Inggris Ditangkap Pemberontak Pro-Rusia dan Didakwa Tentara Bayaran, London Ngamuk

“Nah, jika mereka menyimpan senjata nuklir tersebut, Putin tak akan menyerang karena ia akan menghadapi serangan nuklir di negaranya,” katanya.

“Zelensky, jika ia dicegah bergabung dengan NATO, mungkin berpikir bahwa satu-satunya jalan ke depan adalah mengembangkan senjata nuklir,” tambahnya.

Maddrell menambahkan bahwa ia merasa Amerika Serikat (AS) mungkin akan menjual senjata nuklir ke Ukraina dengan harga yang lebih murah.

Dosen itu juga merasa serangan Putin di Ukraina telah merusak peluang Rusia untuk menjadi negara satelit China.

Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada

Sumber : Daily Star


TERBARU